Setelah PLTU Pelabuhan Ratu, Kabarnya PLN Akan Melego PLTU Pacitan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN melakukan spinoff PLTU Pelabuhan Ratu ke PT Bukti Asam Tbk (PTBA). Setelah PLTU Pelabuhan Ratu, kabarnya PLN juga akan menjual PLTU Pacitan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif membenarkan bahwa PLTU Pacitan akan dilego PLN.

Aksi yang dilakukan PLN ini merupakan pelaksanaan dari pengakhiran lebih awal (early retirement) pembangkit listrik batubara yang telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022.


“Iya (penjualan PLTU Pelabuhan Ratu) itu kan awal, pasti akan berangsur, ini kan baik,” jelas Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (21/10).

Baca Juga: Bukit Asam Bakal Lakukan Due Diligence untuk Peralihan Aset PLTU Pelabuhan Ratu

Menurut Arifin, aksi spinoff PLTU Pelabuhan Ratu ke Bukit Asam merupakan contoh yang baik dari dalam negeri dalam melaksanakan program pemensiunan dini pembangkit batubara.

“Setelah ada contoh baik dari dalam negeri, sekarang tinggal nunggu (pendanaan) di luar negeri gimana,” terangnya.

Arifin mengakui akan ada PLTU lainnya yang dalam waktu dekat akan bernasib sama seperti PLTU Pelabuhan Ratu. Pasalnya, ada banyak pembangkit batubara yang sudah berusia uzur.

Kabar terkini setelah PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Pacitan yang akan segera dilego. Arifin mengakui, aksi tersebut berpeluang dilakukan bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta.

“Bisa BUMN bisa swasta. Kan sekarang kalau di Jawa kelebihan listriknya banyak,” terangnya.

Melansir laman resmi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Privinsi Jawa Timur (bappeda.jatimprov.go.id) pada 2013, PLTU I Jatim di Pacitan memproduksi listrik 2x315 MW sehingga total listrik yang dihasilkan 630 MW. Pada Oktober 2013, pembangkit ini langsung diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu masih menjabat sebagai Presiden Indonesia.

PLTU I Jatim Pacitan ini dibangun di Jalan Pacitan, Masjid Agung Darul Falah Pacitan. Adapun anggaran yang dikeluarkan untuk membangun pembangkit listrik batubara ini mencapai Rp 1,35 triliun.

Baca Juga: Masih Uji Tuntas, Nilai Akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu Belum Tentu US$ 800 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat