JAKARTA. Harga nikel mulai melandai setelah mencetak rekor sejak 2009. Hingga pukul 15.00 WIB, Selasa (20/5), berada di level US$ 19.740 per metrik ton.Harga nikel terus menurun. Akhir pekan lalu, Jumat (16/5), kontrak nikel pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange berada di level US$ 19.025 per metrik ton. Harga ini melorot setelah sempat menyentuh level tertinggi di US$ 21.602 per metrik ton pada Selasa (13/5). Dalam sepekan terakhir, harga nikel telah tergelincir 4,42%. Namun, bila dhitung sejak akhir 2013 lalu, harga nikel masih naik sebesar 36,87%.Analis komoditas dan Direktur PT Equilibrium Komoditas Berjangka Ibrahim mengatakan, penurunan harga nikel yang tajam ini akibat ulah spekulan. Menurutnya, pelaku pasar melakukan aksi ambil untung saat harga nikel terbang ke level tertinggi. Ibrahim menilai maraknya spekulan tercermin dari lonjakan pada transaksi nikel. Menurutnya, pelaku pasar banyak yang beralih dari transaksi emas menuju nikel.Secara teknikal, harga nikel belum menentukan arah. Hal tersebut tercermin dari pergerakan bollinger band yang berada di tengah-tengah. Artinya, pasar masih wait and see. Hal serupa ditunjukkan oleh indikator moving average. Moving average convergence divergence (MACD) juga belum menentukan arah. Indikator relative strength index (RSI) berada 60% di area negatif. Sementara stochastic berada 75% di area negatif. Pelaku pasar masih menanti kejelasan harga nikel hingga berakhirnya tenggat waktu terhadap Rusia pada tanggal 25 Mei 2014.Ibrahim menduga, level support nikel pada hari ini akan berada di US$ 19.126 per metrik ton. Adapun level resistance hari ini berada di US$ 20.050 per metrik ton. Untuk minggu ini, Ibrahim menduga level support akan berada di US$ 19.215 per metrik ton. Sementara level resistance berada di level US$ 19.790 per metrik ton. Hingga semester I-2014, level support nikel diperkirakan berada di US$ 17.700 per metrik ton. Adapun level resistance diduga akan kembali lagi menuju level tertinggi, yakni di US$ 21.602 per metrik ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Setelah rekor, harga nikel mulai melandai
JAKARTA. Harga nikel mulai melandai setelah mencetak rekor sejak 2009. Hingga pukul 15.00 WIB, Selasa (20/5), berada di level US$ 19.740 per metrik ton.Harga nikel terus menurun. Akhir pekan lalu, Jumat (16/5), kontrak nikel pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange berada di level US$ 19.025 per metrik ton. Harga ini melorot setelah sempat menyentuh level tertinggi di US$ 21.602 per metrik ton pada Selasa (13/5). Dalam sepekan terakhir, harga nikel telah tergelincir 4,42%. Namun, bila dhitung sejak akhir 2013 lalu, harga nikel masih naik sebesar 36,87%.Analis komoditas dan Direktur PT Equilibrium Komoditas Berjangka Ibrahim mengatakan, penurunan harga nikel yang tajam ini akibat ulah spekulan. Menurutnya, pelaku pasar melakukan aksi ambil untung saat harga nikel terbang ke level tertinggi. Ibrahim menilai maraknya spekulan tercermin dari lonjakan pada transaksi nikel. Menurutnya, pelaku pasar banyak yang beralih dari transaksi emas menuju nikel.Secara teknikal, harga nikel belum menentukan arah. Hal tersebut tercermin dari pergerakan bollinger band yang berada di tengah-tengah. Artinya, pasar masih wait and see. Hal serupa ditunjukkan oleh indikator moving average. Moving average convergence divergence (MACD) juga belum menentukan arah. Indikator relative strength index (RSI) berada 60% di area negatif. Sementara stochastic berada 75% di area negatif. Pelaku pasar masih menanti kejelasan harga nikel hingga berakhirnya tenggat waktu terhadap Rusia pada tanggal 25 Mei 2014.Ibrahim menduga, level support nikel pada hari ini akan berada di US$ 19.126 per metrik ton. Adapun level resistance hari ini berada di US$ 20.050 per metrik ton. Untuk minggu ini, Ibrahim menduga level support akan berada di US$ 19.215 per metrik ton. Sementara level resistance berada di level US$ 19.790 per metrik ton. Hingga semester I-2014, level support nikel diperkirakan berada di US$ 17.700 per metrik ton. Adapun level resistance diduga akan kembali lagi menuju level tertinggi, yakni di US$ 21.602 per metrik ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News