JAKARTA. Setelah sempat menembus level US$ 51,00 per barel, harga minyak mentah WTI harus tergelincir akibat ketidakpastian keputusan Rusia untuk ikut memangkas produksinya bersama OPEC. Analis menduga koreksi ini hanya sesaat dan tetap membuat minyak WTI bertahan di atas level US$ 50 per barel. Mengutip Bloomberg, Selasa (11/10) pukul 18.19 WIB harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman November 2016 di New York Mercantile Exchange merosot 0,77% di level US$ 50,95 per barel dibanding hari sebelumnya. Walau dalam sepekan terakhir harga sudah melambung 4,64%. Nanang Wahyudin, Analis PT Finex Berjangka menuturkan pelemahan ini datang setelah terjadi perbedaan pernyataan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Chief Executive Officer Rosneft, Igor Sechin mengenai keikutsertaan Rusia dalam upaya pemangkasan produksi yang dilakukan oleh OPEC.
Sehari sebelumnya, Putin menyatakan bersedia untuk bergabung dalam upaya pemangkasan produksi dalam rangka menstabilkan harga jual minyak mentah. “Memang saat ini perkara pemangkasan produksi jadi fokus utama, jika benar Rusia bergabung dengan OPEC tentu imbasnya positif, hanya saja saat ini masih simpang siur,” ujar Nanang. Tekanan tambahan bagi harga minyak datang setelah Sechin menyatakan keraguannya terhadap beberapa negara OPEC seperti Iran, Arab Saudi dan Venezuela untuk ikut serta dalam pemangkasan produksi.