JAKARTA. Setelah terpuruk dalam kemarin (3/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit pada transaksi pagi ini (4/7). Pada pukul 09.09 WIB, indeks langsung melesat 1,18% menjadi 4.631,3. Sepuluh sektor yang diperdagangkan pagi ini menghijau. Adapun sektor dengan kenaikan tertinggi adalah sektor consumer goods yang naik 1,42%, sektor infrastruktur naik 1,27%, dan sektor industri dasar yang naik 1,17%. Sementara itu, kenaikan indeks pagi ini disokong oleh lonjakan 123 saham. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 20 saham dan 51 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi pagi ini melibatkan 245,008 juta saham dengan nilai transaksi Rp 324,407 miliar. Saham-saham yang menduduki posisi top gainers pagi ini yaitu: PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) naik 20% menjadi Rp 6.000, PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) naik 9,09% menjadi Rp 180, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 9,09% menjadi Rp 180.Di posisi top losers, terdapat saham-saham: PT Trias Sentosa Tbk (TRST) turun 6,25% menjadi Rp 300, PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) turun 4,26% menjadi Rp 225, dan PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) turun 3,77% menjadi Rp 51. Masih akan tertekan Analis VP Brokerage Strategic Development HP Financials, Hendra Martono (Hok1), mengungkapkan, jika pada pertengahan perdagangan sesi I IHSG telah menyentuh mid price 4.646, maka kemungkinan besar IHSG masih akan tertekan dan berada di area support 4.550-4.535 dan resisten di posisi 4.604-4.631."Yang patut diperhatikan adalah pergerakan indeks bursa Asia. Sentimen dalam negeri masih wait and see, karena masalah inflasi Juli yang kemungkinan besar akan tinggi akibat kenaikan BBM dan menjelang puasa. Inflasi diperkirakan mencapai 7,7%-7,9% secara tahunan," kata Hendra, Kamis (4/7).Untuk saham, Hendra merekomendasikan saham INDF, PGAS, JPFA, dan TLKM.Dia menyarankan investor untuk lebih memperhatikan ketepatan dan kecermatan, ketimbang memperhatikan sentimen global. Sebab, menurut Hendra yang terpenting adalah investor harus mengetahui kapan saham tersebut harus stop loss dan take profit.
Setelah terpuruk, IHSG pagi bangkit
JAKARTA. Setelah terpuruk dalam kemarin (3/7), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit pada transaksi pagi ini (4/7). Pada pukul 09.09 WIB, indeks langsung melesat 1,18% menjadi 4.631,3. Sepuluh sektor yang diperdagangkan pagi ini menghijau. Adapun sektor dengan kenaikan tertinggi adalah sektor consumer goods yang naik 1,42%, sektor infrastruktur naik 1,27%, dan sektor industri dasar yang naik 1,17%. Sementara itu, kenaikan indeks pagi ini disokong oleh lonjakan 123 saham. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 20 saham dan 51 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi pagi ini melibatkan 245,008 juta saham dengan nilai transaksi Rp 324,407 miliar. Saham-saham yang menduduki posisi top gainers pagi ini yaitu: PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA) naik 20% menjadi Rp 6.000, PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) naik 9,09% menjadi Rp 180, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 9,09% menjadi Rp 180.Di posisi top losers, terdapat saham-saham: PT Trias Sentosa Tbk (TRST) turun 6,25% menjadi Rp 300, PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) turun 4,26% menjadi Rp 225, dan PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) turun 3,77% menjadi Rp 51. Masih akan tertekan Analis VP Brokerage Strategic Development HP Financials, Hendra Martono (Hok1), mengungkapkan, jika pada pertengahan perdagangan sesi I IHSG telah menyentuh mid price 4.646, maka kemungkinan besar IHSG masih akan tertekan dan berada di area support 4.550-4.535 dan resisten di posisi 4.604-4.631."Yang patut diperhatikan adalah pergerakan indeks bursa Asia. Sentimen dalam negeri masih wait and see, karena masalah inflasi Juli yang kemungkinan besar akan tinggi akibat kenaikan BBM dan menjelang puasa. Inflasi diperkirakan mencapai 7,7%-7,9% secara tahunan," kata Hendra, Kamis (4/7).Untuk saham, Hendra merekomendasikan saham INDF, PGAS, JPFA, dan TLKM.Dia menyarankan investor untuk lebih memperhatikan ketepatan dan kecermatan, ketimbang memperhatikan sentimen global. Sebab, menurut Hendra yang terpenting adalah investor harus mengetahui kapan saham tersebut harus stop loss dan take profit.