Setelah The Fed, Jepang Didesak Babat Bunga



TOKYO. Keberanian The Fed memangkas suku bunganya ke level yang nyaris mendekati zero, 0,25% rupanya memunculkan harapan sejenis terhadap Bank of Japan. Bank sentral ini didesak untuk mengiris suku bunganya dua kali lebih besar oleh pemerintah sebagai upaya untuk menyokong gelindingan perekonomian negeri matahari terbit ini. Para pemilik modal ini melihat peluang sebesar 52% bahwa bank sentral akan memangkas overnight call rate dari 0,3% dalam pertemuan mereka minggu ini. Dijadwalkan pertemuan bank sentral bakal rampung pada hari Jumat (19/12). Sementara itu Gubernur Bank of Japan Governor Masaaki Shirakawa telah mengindikasikan bahwa pihaknya masih enggan untuk mengiris suku bunga acuannya lagi setelah memotongnya untuk yang pertama kalinya sepanjang tujuh tahun ini di bulan Oktober lalu. Masih menurut Shirakawa, ia mendapat tekanan setelah Menteri Keuangan Soichi Nakagawa meminta bank sentral untuk menghitung lebih cermat untuk mencegah resesi yang lebih dalam lagi dan menjaga yen yang terdesak oleh pengikisan suku bunga The Fed. “Kombinasi dari perekonomian domestik yang lemah, menguatnya yen atas dolar AS dan tekanan politis terhadap BoJ, akan memaksa bank sentral untuk bergerak lebih cepat untuk menenangkan pasar,” kata said John Richards, head of debt markets strategy RBS di Tokyo. Richards memprediksikan suku bunga BoJ akan bergerak di bulan Desember atau Januari. “Bank sentral ini sepertinya tidak akan memangkas suku bunganya menjadi 0,10% pada hari Jumat ini,” kata Tomoko Fujii, head of economics and strategy Bank of America Corp. di Tokyo. JPMorgan, Mitsubishi UFJ Securities Co. dan Capital Economics Ltd. juga memiliki prediksi serupa untuk pemangkasan suku bunga BoJ sesegera mungkin setelah pembabatan The Fed. “BoJ tahu bahwa mereka perlu untuk mengurangi suku bunga ini segera agar perekonomian tak memburuk,” kata Teizo Taya, penasihat Daiwa Institute of Research yang juga pernah duduk di kursi anggota bank sentral. Ia menambahkan, “ Investor berpikir, nanti-nanti atau sekarang bank sentral harus segera bergerak meski mereka tak menggunting suku bunganya minggu ini. Tekanan pemerintah juga mengarah ke sana (penurunan suku bunga-red).”


Editor: