Setelah #uninstallbukalapak, kini muncul #uninstalljokowi yang menebus trending dunia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah cuitan bos Bukalapak Achmad Zaky menggemparkan Twitter yang berujung tagar #uninstallbukalapak, kini muncul tagar #uninstalljokowi.

Tagar ini pun memuncaki trending topik indonesia dengan 118 ribu tweet pada pukul 18.10 WIB, Jumat (15/2). Tak cukup itu, tagar #unistalljokowi juga masuk dalam jajaran trending topik dunia.

Munculnya #uninstalljokowi bisa jadi reaksi #uninstallbukalap sebelumnya. Sebagaimana cuitan sejumlah nitizen.


Helmi Felis @helmifelis mencuit, "Gue mau Install Bukalapak, tapi memory Hp penuh, terpaksa gue #UninstallJokowi

Gue mah gitu orangnya..

Alfan Dihamsyah @aechlfean menuliskan, "BukaLapak adalah satu satunya MarketPlace yang Sahammnya tidak Dijual ke Asing. Beda ma Gojek, Lazada dll , Nasionalisme nya Ahmad Zaki tinggi, Maka sebagai anak bangsa, Tentu saya Dukung BukaLapak

Kamu setuju ??

#UninstallJokowi

Sebelumnya, twitter bergemuruh lantaran tweet CEO Bukalapak Achmad Zaky yang menyinggung soal "presiden baru" dalam cuitannya. Netizen pendukung Presiden Joko Widodo sontak menyayangkan tweet dari Zaky. Bahkan tagar #uninstallbukalapak sudah urutan ketiga yang paling dibicarakan warga net.

Dalam cuitannya, Zaky mengungkap soal anggaran R&D yang sangat minim tahun 2016 yang hanya US$ 2 miliar. Atau tertinggal jauh dari negara lain yang sudah menyediakan anggaran R&D. Misalnya Amerika Serikat menjadi negara pertama yang menyediakan angagran R&D sebesar US$ 511 miliar, China US$ 451 miliar.

Kemudian Jepang US$ 165 miliar, Jerman US$ 118 miliar, Korea Selatan US$ 91 miliar, Taiwan US$ 33 miliar, Australia US$ 23 miliar, Malaysia US$ 10 miliar, dan Singapura US$ 10 miliar. Namun diakhir tweet Zaki menyebutkan soal presiden baru. "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis Zaky dalam akunnya.

Bahkan Zaky menyebut bahwa industri 4.0 itu omong kosong. "Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (merujuk hanya US$ 2 miliar)," tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto