Setop jual batubara, Asia Natural melirik emas



JAKARTA. Melemahnya harga batubara di pasar internasional turut menekan kinerja PT Asia Natural Resources Tbk. Manajemen Asia Natural memproyeksikan hingga akhir tahun ini masih menderita kerugian senilai Rp 3 miliar. Di akhir tahun lalu, perusahaan yang bergerak dalam trading komoditas ini merugi Rp 8,85 miliar.

Bisnis yang digeluti Asia Natural memang tengah lesu darah. Hingga sembilan bulan pertama tahun ini, Asia Natural mencatatkan penjualan hanya senilai Rp 4,92 miliar. Jumlah tersebut merosot 24,54% dari penjualan di periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 6,52 miliar. Nilai kerugian bersihnya meningkat 22,94% menjadi Rp 2,67 miliar per akhir kuartal III-2012.

Pemicu utamanya adalah kejatuhan harga batubara yang cukup dalam, dari sebelumnya US$ 80 per ton menjadi US$ 50 per ton, "Sehingga omzet kecil namun biaya operasional tetap besar," ungkap Paulus Junanda, Direktur Utama Asia Natural Resources, dalam acara paparan publik di Jakarta, Jumat (28/12).


Bisnis Asia Natural sangat tertekan lantaran tahun ini memang hanya mengandalkan komoditas batubara. Sepanjang 2012, Asia Natural Resources mendistribusikan batubara sebanyak 100.000 ton dengan nilai total Rp 5 miliar. Seluruhnya diserap oleh pasar lokal.

Kendati masih menderita kerugian, Paulus optimistis Asia Natural mampu menorehkan laba bersih berkisar Rp 3 miliar hingga Rp 4 miliar sepanjang tahun depan. "Mulai tahun depan kami akan menyetop batubara," dia menegaskan.

Sebagai gantinya, Asia Natural Resources kini menjajaki kerjasama dengan tambang emas milik PT Kajoran Patra Utama di Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tambang seluas 4.000 hektare (ha) itu ditaksir memiliki cadangan emas seberat 60.000 troy ons. Tapi Paulus memprediksi pendistribusiannya baru bisa terwujud pada medio 2014. Sebab, saat ini masih dalam tahap eksplorasi.

Sambil menunggu tambang emas di Alor berproduksi, Asia Natural akan mendistribusikan bauksit PT Impian Cipta Bintan Sukses di Bintan Kepulauan Riau serta zirkonium milik CV Usaha Maju di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. "Mudah-mudahan terealisasi Januari atau Februari 2013," Paulus mengharapkan.

Asia Natural menargetkan bisa mendistribusikan bauksit 350.000 ton dengan harga US$ 30 per ton. Sedangkan zirkonium terkirim 4.000 ton dengan harga US$ 1.500 per ton. Paulus bilang, sebagian besar dari kedua komoditas itu akan diekspor ke China. Asia Natural pernah melakoni perdagangan timah antara 2002-2003. Namun beralih ke batubara pada 2008.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro