JAKARTA. Tingginya target penerimaan bea cukai 2015 dikhawatirkan dapat menyebabkan shortfall. Alasannya penerimaan bea cukai kini cenderung merosot. Berdasarkan data, realisasi penerimaan bea cukai per 31 Maret 2015 hanya Rp 31,78 triliun atau 16,3% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 Rp 194,99 triliun. Realisasi ini lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pada 31 Maret 2014, realisasi penerimaan bea cukai tercatat Rp 38,68 triliun atau 22,7% dari target Rp 170, triliun. Bahkan, dilihat dari data outlook realistis penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai selama 2015, angka wajar yang bisa dicapai hanya Rp 178,5 triliun atau setara dengan 92,05% dari target APBN-P 2015. Dari data itu, setoran paling jeblok adalah penerimaan bea keluar.
Setoran bea cukai sulit mencapai target
JAKARTA. Tingginya target penerimaan bea cukai 2015 dikhawatirkan dapat menyebabkan shortfall. Alasannya penerimaan bea cukai kini cenderung merosot. Berdasarkan data, realisasi penerimaan bea cukai per 31 Maret 2015 hanya Rp 31,78 triliun atau 16,3% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 Rp 194,99 triliun. Realisasi ini lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pada 31 Maret 2014, realisasi penerimaan bea cukai tercatat Rp 38,68 triliun atau 22,7% dari target Rp 170, triliun. Bahkan, dilihat dari data outlook realistis penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai selama 2015, angka wajar yang bisa dicapai hanya Rp 178,5 triliun atau setara dengan 92,05% dari target APBN-P 2015. Dari data itu, setoran paling jeblok adalah penerimaan bea keluar.