JAKARTA. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto angkat bicara soal survei Global Corruption Barometer (GCB), yang menempatkan DPR sebagai lembaga paling korup di Indonesia pada 2016.Ia menilai, survei GCB tersebut tidak benar."Saya rasa enggak ada DPR yang korup. Kita semua melakukan dengan transparan, hati-hati" kata Novanto, saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (9/3).
Novanto mengakui bahwa ada sejumlah anggota DPR yang sudah terjerat kasus di Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun, menurut dia, jumlahnya hanya sedikit dan mereka yang terlibat hanya oknum. Catatan Kompas.com, sepanjang 2016, setidaknya ada dua anggota DPR yang ditangkap tangan oleh KPK, yakni politisi PDI-P Damayanti Wisnu Putranti dan politisi Demokrat Putu Sudiartana. Jumlah ini belum termasuk anggota DPR yang dijerat dan ditetapkan tersangka melalui pengembangan kasus. "Kalau pun ada hanya beberapa, sudah terjadi. Kami sudah minta ke seluruh anggota untuk lebih hati-hati, jangan sampai terjadi hal yang salah gunakan kekuasaan dan jabatan. Dan selalu, dalam rapat fraksi selalu kita sampaikan," ujar Ketua Umum Partai Golkar ini. Dikutip Harian Kompas edisi Rabu (8/3), berdasarkan hasil survei Global Corruption Barometer, DPR menjadi lembaga paling korup di Indonesia pada 2016. Survei GCB dilakukan di 16 negara Asia Pasifik pada Juli 2015-Januari 2017 kepada 22.000 responden. Untuk Indonesia, survei berlangsung 26 April-27 Juni 2016 dengan 1.000 responden di 31 provinsi.
Hasil survei tersebut, untuk Indonesia, DPR dianggap paling korup. Hasil survei itu terkonfirmasi antara lain dengan adanya sejumlah anggota DPR yang terlibat dalam kasus korupsi. Salah satunya adalah kasus pengadaan KTP elektronik (e-KTP) tahun anggaran 2011-2012 yang akan disidangkan pada 9 Maret 2016. (Ihsanuddin) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie