KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama sewindu Presiden Joko Widodo alias Jokowi memimpin, pasar modal Indonesia terus bergerak dinamis. Misalnya, pada 2020 kehadiran Covid-19 menghantam kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sepanjang 2020, IHSG sempat anjlok ke titik terendah di level 3.989,5 pada 23 Maret 2020. Pelemahan ini merupakan efek dari pandemi Covid-19. Kabar baiknya, terjadi peningkatan nilai transaksi secara tahunan yang lebih baik sebelum pandemi Covid-19. Meskipun nilai transaksi relatif stagnan di Rp 2.228,79 triliun 2020.
Namun transaksi kembali ramai pada 2021, nilai transaksi saham tahunan mencapai Rp 3.302 triliun atau melesat 48,19% dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan itu juga terjadi pada anggota bursa.
Baca Juga: Gencar Ekspansi Selama 8 Tahun Belakangan, Kekayaan Dua Konglomerat Ini Melejit Head of Corporate Secretary Mirae Asset Sekuritas Ivonne Kaharu menjelaskan efek positif pada masa pandemi Covid-19, Mirae Asset Sekuritas juga mencatatkan pertumbuhan transaksi. "Kenaikan yang terjadi sebesar 97% pada 2020 dari tahun sebelumnya. Lalu kenaikan transaksi dibukukan 70% menjadi Rp 697 triliun pada 2021," jelas Ivonne kepada Kontan, Rabu (19/10).
Baca Juga: Sah! Bumi Resources (BUMI) Rampungkan Private Placement Secuil Harapan
Ivonne berharap pengembangan di pasar modal dapat bisa lebih baik lagi, terutama dari sisi fasilitas bagi suplai emiten baru dan jenis produk baru lainnya. "Pengembangan juga diharapkan semakin pesat serta berkelanjutan dari sisi teknologi informasi serta dalam usaha mendorong literasi keuangan dan investasi," kata dia. Sementara itu dari sudut pandang investor, Daniel Satya Wicaksana (22), menilai pihak otoritas baik, BEI maupun OJK dapat lebih mengetatkan dan mempertegas aturan pelaporan keuangan dari para emiten. Pria yang menganut prinsip
value investor ini berceritanya, dirinya tidak menyukai keterlambatan laporan keuangan. Menurutnya laporan keuangan adalah pegangan bagi para investor.
Baca Juga: Selama Sewindu, Perusahaan Aktif Cari Dana di Pasar Memang kalau dilihat masih ada emiten bandel yang telat menyampaikan laporan keuangannya ke publik. Misalnya, PT Cowell Development Tbk (COWL) yang baru menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2022 pada Juli kemarin. "Laporan keuangan itu penting sekali untuk value investor, untuk mengevaluasi secara kuartal, jadi kadang suka telat harusnya lebih diperketat lagi," tandas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati