JAKARTA. Setelah tidak jadi memberikan pinjaman kepada PT Leyand International Tbk (LAPD), Shandong Machinery Corporation Pte Ltd. justru membeli saham perusahaan investasi dan kontraktor pembangkit listrik itu. Per 30 Desember 2009, perusahaan investasi asal Singapura ini telah memiliki 550 juta saham atau setara 13,87% saham LAPD. Otomatis, kepemilikan pemegang saham lama Leyand lainnya menyusut. Catur Yuli Laili yang semula punya 13,48% saham kini hanya memililiki 5,93% saham. Mereka menjual 300 juta saham LAPD pada Desember 2009. Sementara Ana Inderawati,yang sebelumnya memiliki 6,69% saham, menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia per Desember 2009, tidak lagi tercatat sebagai pemegang saham dengan kepemilikan lebih dari 5%.Sedangkan kepemilikan Laymand Holdings Pte Ltd. dan PT Intiputera Bumitirta di LAPD tidak berubah. Laymand memiliki 30,6% saham, dan Intiputera menggenggam 18,9% saham LAPD.Namun, sayangnya manajemen LAPD mengaku mengetahui kabar masuknya Shandong. "Saya belum tahu soal itu," kata Direktur LAPD, Enrico Mosquera Djakman, di Jakarta, kemarin.Sekedar mengingatkan, pada Oktober 2009, Shandong berencana memberikan pinjaman dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS) kepada LAPD. Nilainya setara dengan Rp 575 miliar. Rencananya, LAPD akan menggunakan duit pinjaman itu untuk menjadi pembeli siaga dalam penebritan saham baru atau rights issue PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).Namun, rencana menjadi pembeli siaga META gagal. Karena, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Oktober 2009, para pemegang saham LAPD tidak menyetujui aksi korporasi itu. Akibatnya, rencana pemberian pinjaman dari Shandong kepada LAPD pun batal.Sekedar tambahan informasi, pendapatan LAPD per September 2009 mencapai Rp 214,43 miliar. Jumlah ini melonjak 125% dibandingkan periode sama tahun 2008, yang sebesar Rp 95,29 miliar. Sedangkan laba bersihnya melonjak dari Rp 285,09 juta menjadi Rp 7,87 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Shandong Gaet 13,87% Saham Leyand
JAKARTA. Setelah tidak jadi memberikan pinjaman kepada PT Leyand International Tbk (LAPD), Shandong Machinery Corporation Pte Ltd. justru membeli saham perusahaan investasi dan kontraktor pembangkit listrik itu. Per 30 Desember 2009, perusahaan investasi asal Singapura ini telah memiliki 550 juta saham atau setara 13,87% saham LAPD. Otomatis, kepemilikan pemegang saham lama Leyand lainnya menyusut. Catur Yuli Laili yang semula punya 13,48% saham kini hanya memililiki 5,93% saham. Mereka menjual 300 juta saham LAPD pada Desember 2009. Sementara Ana Inderawati,yang sebelumnya memiliki 6,69% saham, menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia per Desember 2009, tidak lagi tercatat sebagai pemegang saham dengan kepemilikan lebih dari 5%.Sedangkan kepemilikan Laymand Holdings Pte Ltd. dan PT Intiputera Bumitirta di LAPD tidak berubah. Laymand memiliki 30,6% saham, dan Intiputera menggenggam 18,9% saham LAPD.Namun, sayangnya manajemen LAPD mengaku mengetahui kabar masuknya Shandong. "Saya belum tahu soal itu," kata Direktur LAPD, Enrico Mosquera Djakman, di Jakarta, kemarin.Sekedar mengingatkan, pada Oktober 2009, Shandong berencana memberikan pinjaman dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS) kepada LAPD. Nilainya setara dengan Rp 575 miliar. Rencananya, LAPD akan menggunakan duit pinjaman itu untuk menjadi pembeli siaga dalam penebritan saham baru atau rights issue PT Nusantara Infrastructure Tbk (META).Namun, rencana menjadi pembeli siaga META gagal. Karena, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Oktober 2009, para pemegang saham LAPD tidak menyetujui aksi korporasi itu. Akibatnya, rencana pemberian pinjaman dari Shandong kepada LAPD pun batal.Sekedar tambahan informasi, pendapatan LAPD per September 2009 mencapai Rp 214,43 miliar. Jumlah ini melonjak 125% dibandingkan periode sama tahun 2008, yang sebesar Rp 95,29 miliar. Sedangkan laba bersihnya melonjak dari Rp 285,09 juta menjadi Rp 7,87 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News