JAKARTA. Berbagai sentimen dari China menambah optimisme pertumbuhan harga aluminium. Gempa bumi yang melanda provinsi Sichuan, pembatasan impor imbas kebijakan lingkungan pemerintah, dan tutupnya smelter Shandong menjadi tiga alasan utama melambungnya harga komoditas ini. Mengutip Bloomberg, pabrik smelter aluminium China di provinsi Shandong yang menjadi salah satu produsen terbesar komoditas ini memangkas kapasitas produksi sebesar 3,21 juta ton per tahun pada akhir Juli akibat tekanan isu lingkungan dari pemerintah. Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto melihat hal tersebut sebagai sentimen positif untuk harga aluminium. Menurut Andri, selama tahun 2017, harga aluminium telah naik hampir 19% dan mayoritas didorong sepenuhnya dari sentimen yang berasal dari negara terbesar di Asia Timur tersebut. "Penurunan produksi membuat pelaku pasar melihat akan munculnya defisit di China," jelas Andri kepada KONTAN, Rabu (9/8).
Shandong pangkas produksi, harga aluminium naik
JAKARTA. Berbagai sentimen dari China menambah optimisme pertumbuhan harga aluminium. Gempa bumi yang melanda provinsi Sichuan, pembatasan impor imbas kebijakan lingkungan pemerintah, dan tutupnya smelter Shandong menjadi tiga alasan utama melambungnya harga komoditas ini. Mengutip Bloomberg, pabrik smelter aluminium China di provinsi Shandong yang menjadi salah satu produsen terbesar komoditas ini memangkas kapasitas produksi sebesar 3,21 juta ton per tahun pada akhir Juli akibat tekanan isu lingkungan dari pemerintah. Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto melihat hal tersebut sebagai sentimen positif untuk harga aluminium. Menurut Andri, selama tahun 2017, harga aluminium telah naik hampir 19% dan mayoritas didorong sepenuhnya dari sentimen yang berasal dari negara terbesar di Asia Timur tersebut. "Penurunan produksi membuat pelaku pasar melihat akan munculnya defisit di China," jelas Andri kepada KONTAN, Rabu (9/8).