NUSA DUA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) mengaku mendapatkan sejumlah komitmen investasi baru di bidang energi dari KTT ASEAN dan KTT terkait di Bali. Di antaranya, dari Sharp yang siap berinvestasi di bidang tenaga matahari senilai US$ 1 miliar.Menteri ESDM, Jero Wacik, mengatakan, rencana ini mendapat penegasan saat bertemu pemerintah Jepang, Jumat (18/11). Ia menceritakan, pekan ini, tim ESDM sudah berkunjung ke Jepang untuk bertemu dengan Sharp. “Mereka punya contoh di Thailand yang mereka sudah lakukan membangun 100 hektare (ha) panel surya, menghasilkan 73 megawatt listrik dengan harga US$ 0,23 per kwh,” tuturnya. Dengan harga ini, tenaga matahari akan jadi lebih murah daripada menggunakan bahan bakar minyak yang harganya sekitar US$ 0,40 per kwh. Menurut Jero, rencana ini sama sekali baru karena Sharp baru mulai menjajaki dan bertemu dengannya yang baru menjabat sebagai menteri. “Tadinya mereka pesimistis apakah Indonesia mau memperhatikan tenaga surya. Tapi saya mengerti tenaga surya di sini banyak tapi tidak termanfaatkan dan mesti kita kejar,” paparnya dalam konferensi pers tentang hasil KTT ASEAN di bidang energi, Sabtu (19/11).Ia menegaskan, Kementerian ESDM akan terus menjajaki rencana ini. Sebab potensinya besar lantaran dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun di Indonesia. Namun, Sharp maupun Jero masih belum memutuskan lokasi mana yang akan dibidik.
Sharp siap investasi tenaga surya senilai US$ 1 miliar
NUSA DUA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) mengaku mendapatkan sejumlah komitmen investasi baru di bidang energi dari KTT ASEAN dan KTT terkait di Bali. Di antaranya, dari Sharp yang siap berinvestasi di bidang tenaga matahari senilai US$ 1 miliar.Menteri ESDM, Jero Wacik, mengatakan, rencana ini mendapat penegasan saat bertemu pemerintah Jepang, Jumat (18/11). Ia menceritakan, pekan ini, tim ESDM sudah berkunjung ke Jepang untuk bertemu dengan Sharp. “Mereka punya contoh di Thailand yang mereka sudah lakukan membangun 100 hektare (ha) panel surya, menghasilkan 73 megawatt listrik dengan harga US$ 0,23 per kwh,” tuturnya. Dengan harga ini, tenaga matahari akan jadi lebih murah daripada menggunakan bahan bakar minyak yang harganya sekitar US$ 0,40 per kwh. Menurut Jero, rencana ini sama sekali baru karena Sharp baru mulai menjajaki dan bertemu dengannya yang baru menjabat sebagai menteri. “Tadinya mereka pesimistis apakah Indonesia mau memperhatikan tenaga surya. Tapi saya mengerti tenaga surya di sini banyak tapi tidak termanfaatkan dan mesti kita kejar,” paparnya dalam konferensi pers tentang hasil KTT ASEAN di bidang energi, Sabtu (19/11).Ia menegaskan, Kementerian ESDM akan terus menjajaki rencana ini. Sebab potensinya besar lantaran dengan matahari yang bersinar sepanjang tahun di Indonesia. Namun, Sharp maupun Jero masih belum memutuskan lokasi mana yang akan dibidik.