KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Shell kembali masuk ke bisnis hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia kian terang. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, proses evaluasi lima wilayah kerja (WK) yang diminati Shell dan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec) sedang berlangsung dan ditargetkan rampung tahun depan.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, lima WK tersebut kini masih dalam tahap penilaian di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan dikonsultasikan dengan SKK Migas sebelum mendapat persetujuan Menteri ESDM.

“Jadi untuk proses approval dari Pak Menteri kan ada evaluasi terlebih dulu di Ditjen Migas dan juga dikonsultasikan ke SKK Migas. Ya, harapannya itu kan untuk lima wilayah kerja itu nanti akan difinalisasi,” ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (25/11).

Berobat Tanpa Cemas, Warga Puncak Jaya Puji Pelayanan BPJS Kesehatan di Jayapura

Baca Juga: Brantas Abipraya Tingkatkan SKK & K3 Pekerja Proyek NCICD

Yuliot menyebutkan, wilayah yang diajukan mencakup dua lokasi lepas pantai (offshore) dan tiga lokasi darat (onshore). Namun detail nama WK belum dapat disampaikan.

Adapun target penyelesaiannya ditetapkan pada 2026. “Targetnya? Tahun depan,” tambahnya.

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menambahkan, Kufpec bertindak sebagai operator utama dalam kajian bersama tersebut.

“KUFPEC as a leader dari Natuna D-Alpha,” ungkap Djoko.

Sebelumnya, Shell Indonesia telah mengonfirmasi tengah menjajaki peluang bisnis di sektor hulu migas nasional, termasuk melalui kesepakatan studi bersama.

“Shell sedang menjajaki peluang di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia, termasuk melalui proses kesepakatan studi bersama hulu migas, seperti juga di kawasan lainnya, sebagai bagian dari evaluasi eksplorasi Shell Global yang sedang berjalan. Kami tidak dapat berkomentar lebih lanjut,” ujar Susi Hutapea, Vice President Corporate Relations Shell Indonesia kepada Kontan, Kamis (13/11).

Berdasarkan catatan Kontan, Shell dan Kufpec mengajukan joint study untuk lima WK potensial yang tersebar di Sulawesi Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Kajian mencakup dua WK offshore dan tiga WK onshore.

Saat ini, Ditjen Migas masih mengevaluasi permohonan tersebut untuk menentukan kelayakan eksplorasi lebih lanjut.

Baca Juga: Dorong Transformasi Transportasi Cerdas, IITS 2025 Siap Digelar Pekan Ini

Selanjutnya: Harga Saham Turun! BBCA Akan Bayar Dividen Rp 6,77 T, Jadwal Pembayaran Des 2025

Menarik Dibaca: Promo Sociolla Payday 25 November-3 Desember, Cushion-Sunscreen Diskon sampai 70%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News