JAKARTA. PT Shell Indonesia berencana bangun pabrik pelumas di Indonesia dengan nilai investasi sebesar US$ 90-US$100 juta. Rencananya pabrik ini untuk bersaing dengan pasar pelumas di dalam negeri dan memenuhi permintaan pasar ekspor di Asia. Menurut Presiden Direktur PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi saat ini pabrik sedang dalam proses pembangunan."Jangka waktu dua tahun mulai operasi," katanya hari ini Jumat (10/2).Kapasitas pabrik yang mencapai 100 ribu ton per tahun ini membutuhkan waktu pembangunan selama dua tahun. Selain pasar dalam negeri, produk pelumas ini akan dijual ke pasar ekspor ke negara Asia seperti China, Vietnam dan India. Sebelumnya Shell harus impor pelumasnya langsung dari Belanda . Shell hanya punya pabrik di 30 negara dari 100 negara tujuan. Darwin mengklaim Shell menguasai pasar hingga 13,4% di pasar dunia. Karena bakal memperkuat pasar Asia, Shell butuh pabrik untuk tingkatkan kapasitas produksi. Shell berharap punya volume penjualan yang tinggi di pasar Asia."Perluasan pabrik agar kita lebih kompetitif, kita punya 100-200 merek," tuturnya.Dengan pembangunan pabrik baru ini, Shell membutuhkan tenaga kerja sebanyak 250 orang saat beroperasi. "Kami lihat negara-negara Asia sudah banyak berikan intensif fiskal, khususnya Indonesia," ungkapnya.Direktur Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Tony Tanduk menambahkan, investasi Shell US$ 90-100 juta merupakan investasi tahap awal. Pada tahun berikutnya nilai investasi akan terus bertambah. Sementara untuk kapasitas produksi akan terus ditingkatkan hingga 150-200.000 ton per tahun. Saat ini kata Tony, calon lokasi pabrik pelumas Shell di antaranya di Tanjung Priok, Jakarta Utara dan di Cilegon, Banten. "Pemerintah yang fasilitasi lokasi pabrik," katanya.Menteri Perindustrian MS Hidayat, mendukung langkah Shell karena keunggulan investasi ini karena masuk dalam sektor hilir. Pasalnya hilirisasi menjadi fokus program kementerian tahun ini. Hidayat bilang, insentif diberikan asal Shell serius memulai pembangunan pabrik tahun 2011 ini. "Insentif bisa berupa keringanan pajak dan BMDTP, kami koordinasi bersama BKPM dan kementerian keuangan dengan syarat komitmen 7 tahun untuk produksi," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Shell bangun pabrik pelumas senilai US$ 100 juta
JAKARTA. PT Shell Indonesia berencana bangun pabrik pelumas di Indonesia dengan nilai investasi sebesar US$ 90-US$100 juta. Rencananya pabrik ini untuk bersaing dengan pasar pelumas di dalam negeri dan memenuhi permintaan pasar ekspor di Asia. Menurut Presiden Direktur PT Shell Indonesia, Darwin Silalahi saat ini pabrik sedang dalam proses pembangunan."Jangka waktu dua tahun mulai operasi," katanya hari ini Jumat (10/2).Kapasitas pabrik yang mencapai 100 ribu ton per tahun ini membutuhkan waktu pembangunan selama dua tahun. Selain pasar dalam negeri, produk pelumas ini akan dijual ke pasar ekspor ke negara Asia seperti China, Vietnam dan India. Sebelumnya Shell harus impor pelumasnya langsung dari Belanda . Shell hanya punya pabrik di 30 negara dari 100 negara tujuan. Darwin mengklaim Shell menguasai pasar hingga 13,4% di pasar dunia. Karena bakal memperkuat pasar Asia, Shell butuh pabrik untuk tingkatkan kapasitas produksi. Shell berharap punya volume penjualan yang tinggi di pasar Asia."Perluasan pabrik agar kita lebih kompetitif, kita punya 100-200 merek," tuturnya.Dengan pembangunan pabrik baru ini, Shell membutuhkan tenaga kerja sebanyak 250 orang saat beroperasi. "Kami lihat negara-negara Asia sudah banyak berikan intensif fiskal, khususnya Indonesia," ungkapnya.Direktur Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Tony Tanduk menambahkan, investasi Shell US$ 90-100 juta merupakan investasi tahap awal. Pada tahun berikutnya nilai investasi akan terus bertambah. Sementara untuk kapasitas produksi akan terus ditingkatkan hingga 150-200.000 ton per tahun. Saat ini kata Tony, calon lokasi pabrik pelumas Shell di antaranya di Tanjung Priok, Jakarta Utara dan di Cilegon, Banten. "Pemerintah yang fasilitasi lokasi pabrik," katanya.Menteri Perindustrian MS Hidayat, mendukung langkah Shell karena keunggulan investasi ini karena masuk dalam sektor hilir. Pasalnya hilirisasi menjadi fokus program kementerian tahun ini. Hidayat bilang, insentif diberikan asal Shell serius memulai pembangunan pabrik tahun 2011 ini. "Insentif bisa berupa keringanan pajak dan BMDTP, kami koordinasi bersama BKPM dan kementerian keuangan dengan syarat komitmen 7 tahun untuk produksi," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News