Shell Indonesia Masih Tahan Harga Jual Pelumas di Tengah Melemahnya Rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi memberi dampak signifikan bagi kelangsungan industri di Indonesia.

Rupiah terus melemah belakangan ini. Pada awal perdagangan, rupiah anjlok 11 poin atau 0,07% menjadi Rp16.341 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.330 per dolar AS.

Menanggapi itu, Direktur PT Shell Indonesia, Andri Pratiwa menjekaskan bahwa perusahaan pastinya ikut kecipratan dampak dari melemahnya rupiah saat ini.


Baca Juga: Pabrik Grease Milik Shell Diproyeksikan Mulai Beroperasi Tahun Depan

Kendati demikian, pihaknya masih melihat dinamika pasar dan mempertimbangkan daya beli masyarakat juga terhadap produk pelumas shell. 

"Kita masih melihat dinamika pasar ini seperti apa, kemampuan daya beli segala macem juga salah satu menjadi faktor apakah kita perlu melakukan adjustment atau enggak," ungkap Andri kepada wartawan di acara shell eco marathon di sirkuit mandalika, Jumat (5/7).

Selain dinamika pasar, Shell juga memperhatikan faktor biaya produksi apakah terdampak signifikan atas anjloknya nilai rupiah saat ini. Sehingga shell masih belum melakukan penyesuian harga pelumas.

"Dan juga ongkos produksi juga kayak gimana, jadi faktornya banyak sekali. Untuk membuat satu keputusan apakah perlu melakukan action. Belum (ada penyesuaian untuk harga oli)," ungkapnya.

"Kita masih mengevaluasi (harga) karena apa? Karena forex itu bukan seperti harga ini, grup kan naik, ada komunitas. Kalau forex itu kan berfunktuasi, naik nanti turun lagi, nanti kalau turun repot, karena masyarakat juga jadi bingung juga. Jadi harus berhati-hati juga," pungkasnya.

Baca Juga: Shell Ungkap Indonesia Jadi Market Penting Untuk Bisnis Pelumas di Tahun 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati