Shell Terima Kekalahan dan Fokus Tender BBM PSO 2010



JAKARTA. PT Shell Indonesia mengaku dapat menerima keputusan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) yang menetapkan PT Pertamina (Persero) sebagai pemenang tender distribusi BBM PSO 2009. Perusahaan minyak asal negeri Kincir Angin itu melalui VP Bussiness Development Wally Saleh bilang akan fokus mengikuti tender serupa tahun 2010. Menurut informasi yang diperoleh Wally, BPH Migas akan memulai proses tender tahun 2010 lebih cepat. Diperkirakan pada bulan Juli 2009 sudah diketahui pemenangnya, sehingga perusahaan pemenang bisa cepat mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kebutuhan distribusi mulai awal tahun. "Tetapi kita minta pemerintah untuk mempersempit wilayah distribusi. Kalau wilayahnya diperbanyak tetapi lebih sempit, akan ada banyak perusahaan yang bisa ditunjuk sebagai pemenang per wilayah," kata Wally, Rabu (24/12). Karena tidak bisa dipungkiri, persyaratan yang ditetapkan pemerintah bahwa perusahaan bisa menang tender distribusi BBM PSO kalau setidaknya menguasai dua wilayah pemasaran sangatlah merugikan pemain ritel BBM baru. Karena untuk satu wilayah saja sudah sangat luas. Asal tahu saja, saat ini pemerintah hanya membagi empat wilayah distribusi untuk seluruh Indonesia. "Lalu kalau di kota-kota besar semacam Jakarta, Medan, Palembang, kita sarankan bisa dilayani dengan sinergi beberapa perusahaan. Sehingga tidak mungkin terjadi shortage atau kelangkaan karena dengan sinergi semua pemain bisa mengatasi kelangkaan," tambahnya. Sementara, pemenang tender distribusi BBM PSO 2009 Pertamina melalui Direktur Utama Ari Hernanto Soemarno menegaskan perseroan akan berupaya keras menghindari kelangkaan BBM tahun depan. Salah satunya adalah dengan terus meningkatkan kehandalan fasilitas distribusinya. Selain dengan cara membangun 20 SPBU juga dengan membangun dua terminal transit utama (TTU) baru tahun depan. Dua TTU tersebut terletak di Tuban, Jawa Timur berkapasitas 250.000 liter dan di Bau-Bau, Sulawesi dengan kapasitas 90.000 liter. "TTU Tuban diperkirakan memakan biaya US$ 130 juta dan diharapkan selesai tahun depan, sementara TTU Bau-Bau membutuhkan biaya US$ 70 juta dan ditargetkan selesai 2010," ujar Ari. Menurut Kepala BPH Migas Tubagus Haryono, Pertamina harus benar-benar memastikan tidak lagi terjadi kelangkaan BBM tahun depan. Pasalnya dalam salah satu klausul surat penunjukkan distribusi BBM PSO 2009, BPH Migas berhak menunjuk perusahaan lain untuk mengatasi kelangkaan di suatu daerah tertent "Tergantung situasinya, kita yang menilai. Kalau Pertamina menyatakan menyerah kita bisa tunjuk yang lain," ujar Tubagus. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengingatkan agar Pertamina bisa menjalankan amanat pendistribusian BBM PSO tahun depan. Termasuk mengawasi penyelundupan dan penyelewengan penggunaan BBM. "Ke depan, pemerintah sedang menyiapkan mekanisme untuk membentuk pasar distribusi BBM PSO yang oligopoli dimana Pertamina menjadi market leader. Sementara di dalamnya juga ada perusahaan-perusahaan yang bersama Pertamina mengisi penyediaan dan pendistribusian BBM," kata Purnomo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: