JAKARTA. Rencana PT Shell Indonesia membangun 70 unit stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) khusus sepeda motor bernama Shell Motor Express di Jawa Timur akhirnya kandas. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tidak meloloskan Shell sebagai distributor bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun depan. Regulator di bidang hilir migas tersebut, selain PT Pertamina, hanya menetapkan dua perusahaan swasta sebagai distributor BBM bersubsidi atau public service obligation (PSO). Yakni PT AKR Corporindo Tbk dan PT Surya Parna Niaga. "Kami sudah menetapkan pemenang tender BBM bersubsidi tahun 2013, Shell tidak memenangkan tender tersebut," kata Djoko Siswanto, Direktur BBM BPH Migas kepada KONTAN, Jumat (9/11). Djoko bilang, ada dua alasan yang membuat perusahaan asal Belanda itu gagal memenuhi syarat kualifikasi sebagai pemenang tender. Pertama, nilai alpha yang diajukan Shell terlampau tinggi dari batasan maksimun yang dikehendaki pemerintah.
Shell tidak lolos sebagai distributor BBM subsidi
JAKARTA. Rencana PT Shell Indonesia membangun 70 unit stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) khusus sepeda motor bernama Shell Motor Express di Jawa Timur akhirnya kandas. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tidak meloloskan Shell sebagai distributor bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun depan. Regulator di bidang hilir migas tersebut, selain PT Pertamina, hanya menetapkan dua perusahaan swasta sebagai distributor BBM bersubsidi atau public service obligation (PSO). Yakni PT AKR Corporindo Tbk dan PT Surya Parna Niaga. "Kami sudah menetapkan pemenang tender BBM bersubsidi tahun 2013, Shell tidak memenangkan tender tersebut," kata Djoko Siswanto, Direktur BBM BPH Migas kepada KONTAN, Jumat (9/11). Djoko bilang, ada dua alasan yang membuat perusahaan asal Belanda itu gagal memenuhi syarat kualifikasi sebagai pemenang tender. Pertama, nilai alpha yang diajukan Shell terlampau tinggi dari batasan maksimun yang dikehendaki pemerintah.