KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Shield On Service Tbk (SOSS) mengakui pandemi corona (Covid-19) cukup berdampak ke bisnis di tahun ini. Meski demikian, perusahaan alih daya (outsourcing) ini memproyeksikan pendapatan di 2020i bisa tetap dijaga di level Rp 1,3 triliun, sama dengan tahun lalu. Direktur Keuangan SOSS Prasetyo Wibowo mengatakan, di awal tahun ini, SOSS cukup tertekan dampak pandemi corona yakni berkurangnya klien dari sektor korporasi dan meningkatkan biaya operational expenditure (opex). "Pandemi Covid-19 berdampak ke perusahaan meskipun dampaknya temporer," ujarnya kepada Kontan.co.id pekan lalu, (14/10).
Prasetyo menyebutkan, di semester I 2020 pendapatan SOSS naik, namun laba turun karena biaya opex yang meningkat sejak adanya pandemi corona. Baca Juga: Pahit Manis UU Cipta Kerja Bagi Perusahaan Alih Daya Ia mencontohkan akibat mal dan restoran tutup, otomatis SOSS harus menarik karyawan di lapangan sehingga tidak ada pemasukan. Di satu sisi, SOSS juga terus mengeluarkan biaya seperti rapid test atau swab test untuk karyawan. Menurut Prasetyo. hal tersebut otomatis meningkatkan biaya operasional. Melansir laporan keuangan SOSS di semester I 2020, perusahaan penyedia tenaga kerja alih daya ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan 17,11% yoy menjadi Rp 746,03 miliar. Namun karena ada kenaikan di sejumlah pos beban dan menyusutnya pendapatan lain-lain membuat laba tahun berjalan SOSS merosot dari Rp 15,97 miliar di semester I 2019 menjadi hanya Rp 1,68 miliar di periode sama tahun ini. Di paruh pertama tahun ini, SOSS menyebutkan, klien baru dari korporasi menurun. Meski begitu, Prasetyo mengungkapkan pandemi justru membuka peluang baru dari sektor ritel yang bertambah. "Jadi bukan kontrak jangka panjang yang bertambah melainkan hanya proyek one job saja yang banyak. Seperti pekerjaan untuk disinfektan gedung, apartemen, kantor, rumah sakit, dan masih banyak lain yang menggunakan jasa disinfeksi kita," jelasnya.