NEW YORK. Aksi merger dan akuisisi (M&A) bisnis farmasi global terus berlanjut di tahun 2016. Tengok saja, produsen obat asal Inggris, Shire Plc, membuka lembaran tahun 2016 dengan hasrat mengakuisisi Baxalta Inc. Sumber
Bloomberg berbisik, Shire rela merogoh kocek sebesar US$ 32 miliar demi membeli perusahaan biofarma yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Baxalta Inc. Harga itu tidak termasuk utang yang dimiliki Baxalta. Kedua belah pihak saat ini tengah bernegosiasi. "Pengumuman akuisisi kemungkinan akan diumumkan secepatnya di minggu ini," tambah sumber Bloomberg tersebut, Minggu (3/1).
Di tahap finalisasi transaksi, harga akuisisi Baxalta di kisaran US$ 46,50 hingga US$ 48 per saham. Selain harga, struktur organisasi pasca merger dan akuisisi masih dibahas alot. Yang pasti, harga akuisisi yang tidak sesuai keinginan Baxalta, pernah memadamkan ambisi Shire. Pada Juli 2015, Baxalta Shire pernah menolak tawaran akuisisi Shire seharga US$ 30 miliar atau US$ 45,23 per saham. Hitungan awal manajemen, akuisisi bakal menghasilkan perusahaan hasil merger dengan pendapatan mencapai US$ 20 miliar per tahun pada tahun 2020. Tak cuma itu, duet Shire dan Baxalta bakal mampu melahirkan 30 produk obat baru dalam tempo lima tahun sekali. Diversifikasi produk pun bakal menjadi kekuatan perusahaan hasil merger dan akuisisi. "Kami akan mampu menelurkan produk obat mulai dari mata hingga penyakit darah (hemofilia)," sebut manajemen Shire. Sejatinya, Shire bermimpi menjadi penguasa pasar obat-obatan langka. Sejak tahun lalu, Shire getol memburu perusahaan farmasi yang memiliki keahlian memproduksi produk langka. Tahun lalu, Shire mengakuisisi Dyax Inc seharga US$ 5,9 miliar pada November 2015. Shire juga mencaplok NPS Pharmaceuticals Inc seharga US$ 5 miliar pada Februari. Keinginan untuk membesarkan diri ini pula yang mendorong Shire menolak diakuisisi raksasa farmasi AbbVie Inc senilai US$ 52 miliar pada Juli 2015. Padahal, AbbVie sudah mengajukan tawaran akuisisi sebanyak empat kali. Marak akuisisi
Asal tahu saja, transaksi merger dan akuisisi perusahaan farmasi mendominasi transaksi di seluruh dunia sepanjang tahun 2015. Transaksi antara Pfizer dan Allergan menjadi kontributor terbesar. Produsen Viagra, Pfizer, sepakat membeli produsen Botox, Allergan pada November 2015. Nilai kesepakatan dua raksasa farmasi tersebut mencapai US$ 160 miliar, terbesar sepanjang sejarah. Catatan
Bloomberg, transaksi merger dan akuisisi industri farmasi lebih dari US$ 220 miliar di sepanjang tahun lalu. Sejumlah faktor memicu perusahaan farmasi berkonsolidasi. Diantaranya, mengurangi beban pembayaran pajak dengan cara merelokasi basis perusahaan ke negara objek akuisisi dengan pajak yang lebih rendah. Alasan lain, menghemat biaya produksi demi mempertebal laba.
Editor: Yudho Winarto