KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana mengimplementasikan
short selling dan
intraday short selling pada kuartal II-2025. Pada tahap awal ini, hanya investor domestik ritel yang bisa bertransaksi.
Direktur Infovesta Utama, Parto Kawito mengatakan memang kehadiran
short selling bisa memberikan pilihan bagi investor, tetapi aturan
up-trick rule sebaiknya tetap dipertahankan.
"Jika peraturan itu dihilangkan, maka
short sell bisa menyebabkan pasar yang sedang turun akan semakin turun dengan cepat dan masif," jelas Parto saat dihubungi Kontan, Rabu (12/2).
Baca Juga: Menakar Implementasi Short Selling di Tengah Gejolak Pasar Saham Peraturan lama mensyaratkan
uptrick rule. Artinya, investor hanya bisa melakukan
short selling jika harga saham sedang naik dari harga penutupan sebelumnya.
Namun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merevisi beleid tersebut menjadi POJK 6/2024. Dalam beleid terbaru ini, OJK telah mengubah ketentuan dan menghapus ketentuan
uptrick rule. Kemudian harga penawaran jual atas saham dapat dilaksanakan pada harga yang sama dengan atau di atas harga yang terjadi terakhir di BEI.
Parto bilang dalam mengimplementasi
short selling ketentuan
uptrick rule sebaiknya tetap diatur agar volatilitas di pasar saham tidak bergerak
volatile.
"Pasar yang bergerak
volatile berpotensi membuat investor kapok. Justru tersebut berpotensi berbalik arah merugikan industri di pasar modal," ucapnya.
Baca Juga: Mau Transaksi Intraday Short Selling? Investor Wajib Tahu Ini! Direktur Pengembagan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menjelaskan kehadiran
short selling dan intraday
short selling diharapkan bisa menambah pilihan bagi investor saat pasar sedang
bearish.
Sebab, sebelum ada
short selling hanya ada dua cara yang bisa dilakukan investor. Yakni, melakukan
cut loss atau mengakumulasi saham di harga bawah dan berharap harga sahamnya naik.
"Saat penurunan harga saham terjadi, investor tidak bisa mendapatkan keuntungan. Namun dengan adanya
short selling dan
intraday short selling ada peluang mendapat keuntungan," jelas Jeffrey, Selasa (11/2).
Selain itu, pemilihan saham-saham yang bisa ditransaksikan
short selling juga menjadi penentu. Jeffrey bilang makanya, saham yang dipilih adalah saham dengan likuiditas dan
free float yang besar.
"Kami juga akan memberikan jumlah batas maksimum yang bisa dilakukan
short oleh anggota bursa pada setiap saham sehingga tidak menambah tekanan," ucapnya.
Tonton: Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Akankah IHSG Menguat Lagi?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News