Short Squeeze Angkat Harga Perak ke Rekor Tertinggi, Target US$70 Mencuat



KONTAN.CO.ID - Harga perak melonjak menembus level US$65 per ons untuk pertama kalinya pada Rabu (17/12/2025), sementara harga emas turut menguat setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja.

Kondisi ini kembali memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan pada tahun depan dan meningkatkan minat investor terhadap aset safe haven.

Melansir Reuters, harga perak spot naik 3,2% ke level US$65,80 per ons troi, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di US$65,99 per ons troi.


Baca Juga: Data Pelanggan Premium Pornhub Bocor, Peretas ShinyHunters Tuntut Tebusan Bitcoin

Sementara itu, harga emas spot menguat 0,5% ke US$4.322,93 per ons troi pada pukul 04.07 GMT. Kontrak berjangka emas AS juga naik 0,5% ke US$4.352,60 per ons troi.

Kepala Riset Nirmal Bang Commodities Kunal Shah menyebut, lonjakan harga perak saat ini dipicu oleh fenomena short squeeze yang kuat di pasar spekulatif.

“Saat ini terjadi short squeeze besar pada perak. Di sisi lain, pasokan belum merespons sebagaimana mestinya, meskipun AS telah memasukkan perak ke dalam daftar mineral kritis,” ujar Shah.

Ia menambahkan, meningkatnya kebutuhan perak seiring ekspansi pusat data dan kecerdasan buatan (AI) secara global berpotensi mendorong harga perak mendekati US$70 per ons dalam waktu dekat.

Baca Juga: China Vanke Ajukan Masa Tenggang 30 Hari untuk Obligasi Jatuh Tempo 15 Desember

Penguatan logam mulia ini terjadi setelah data AS menunjukkan tingkat pengangguran naik menjadi 4,6% pada November, lebih tinggi dibandingkan proyeksi survei Reuters sebesar 4,4%.

Managing Director GoldSilver Central Brian Lan mengatakan, data pengangguran tersebut mendorong pelemahan dolar AS dan meningkatkan daya tarik logam mulia.

“Data pengangguran jelas membantu harga logam mulia dan melemahkan dolar, sehingga investor mencari alternatif aset dengan imbal hasil lebih tinggi sebagai lindung nilai risiko,” ujarnya.

Pelaku pasar kini menantikan rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pada Kamis, serta indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) pada Jumat, yang merupakan indikator inflasi pilihan Federal Reserve.

Baca Juga: Robinhood Perluas Kontrak Prediksi Olahraga, Regulator Kian Waspada

Pekan lalu, The Fed telah memangkas suku bunga acuannya untuk ketiga kalinya tahun ini sebesar 25 basis poin. Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dinilai lebih dovish dari perkiraan pasar.

Saat ini, pelaku pasar masih memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada 2026.

Aset tanpa imbal hasil seperti emas dan perak umumnya berkinerja positif di tengah lingkungan suku bunga rendah.

Di pasar logam mulia lainnya, harga platinum naik 2,1% ke US$1.888,83 per ons troi setelah menyentuh level tertinggi lebih dari 14 tahun.

Sementara itu, harga palladium turun 0,8% ke US$1.591 per ons troi, meski sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi dua bulan.

Selanjutnya: Sah! Hans Patuwo Resmi Nahkodai GOTO, Gantikan Patrick Walujo

Menarik Dibaca: Saatnya Lebih Untung dengan Promo Gratis 3 Pizza Mania Favorit dari Domino’s Pizza