Shutdown AS mulai memukul pelaku industri



NEW YORK. Penutupan (shutdown) terhadap sebagian layanan pemerintah Amerika Serikat (AS) mulai memukul pelaku industri. Seperti yang dialami Boeing Co dan United Technologies Corp (UTC), yang kini kesulitan berhubungan dengan pejabat pemerintahan federal, karena berada dalam status dirumahkan alias cuti.

Sebagaimana diketahui, pelaku industri membutuhkan pekerja federal untuk memeriksa dan dan menyetujui produk mereka sebelum beroperasi atau dijual di pasar. Pelaku industri itu bilang, mereka akan menghentikan atau memperlambat pekerjaan jika shutdown berlanjut sampai pekan depan.

United Technologies dalam sebuah pernyataan mengatakan, 2.000 pekerja di divisi Pesawat Sikorsky, produsen helikopter militer Black Hawk akan dirumahkan pekan depan karena shutdown. Jumlah pekerja yang dirumahkan bakal mencapai 5.000 orang jika jika status shutdown AS berlanjut sampai November.


Bahkan, karyawan yang berada di Pratt & Whitney dan divisi Aerospace Systems akan dirumahkan jika shutdown terjadi sampai pekan minggu depan. UTC sangat bergantung pada pekerja yang bekerja di Defense Contract Management Agency (DCMA) guna menyetujui proses produksi alat militer.

Sementara itu, karyawan di DCMA dianggap sebagai karyawan federal non-esensial dan berada dalam status cuti.

Sementara itu, Boeing mengatakan, pihaknya akan mengambil kebijakan soal kemungkinan terlambatnya pengiriman pesawat jet , termasuk yang baru 787 Dreamliner. Menurut Boeing, pihaknya membutuhkan ribuan pejabat penerbangan AS agar pesawat tersebut bisa mengudara.

Menurut Boeing, jika ada penundaan produksi, maka akan mempengaruhi produksi model terbaru milik Boeing. Sejauh mana dampak shutdown AS itu, Boeing menilai, tergantung dari berapa lama waktu shutdown berlangsung .

"Kami hanya mengantisipasi, bahwa kami hanya bisa mengirimkan pesawat selama shutdown," kata John Dern, juru bicara Boeing di Chicago. Sedangkan untuk penambahan produksi, Boeing tidak bisa memberikan jaminan jika status shutdown berlaku. 

Editor: Asnil Amri