KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) atau shutdown bisa menjadi sentimen di pasar obligasi. Investor melihat ekonomi AS memiliki risiko fiskal. Akibatnya, imbal hasil (yield) obligasi AS akan meningkat, dan akan berdampak pada kenaikan bunga obligasi di dalam negeri. "Jika pemerintah ingin memanfaatkan suku bunga murah, maka pemerintah perlu buru-buru menerbitkan obligasi valas," kata Lana kepada KONTAN, Minggu (21/1). Apalagi, banyak utang pemerintah yang jatuh tempo pada tahun ini dan tahun depan. Tahun ini, pemerintah akan menerbitkan Surat Berharga Negara atau SBN valas sebesar 20% dari total penerbitan SBN bruto sebesar Rp 846,4 triliun. Dengan menerapkan strategi front loading, pemerintah telah menerbitkan global bond sebesar US$ 4 miliar pada Desember 2017.
Shutdown AS, penerbitan SBN valas perlu dipercepat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) atau shutdown bisa menjadi sentimen di pasar obligasi. Investor melihat ekonomi AS memiliki risiko fiskal. Akibatnya, imbal hasil (yield) obligasi AS akan meningkat, dan akan berdampak pada kenaikan bunga obligasi di dalam negeri. "Jika pemerintah ingin memanfaatkan suku bunga murah, maka pemerintah perlu buru-buru menerbitkan obligasi valas," kata Lana kepada KONTAN, Minggu (21/1). Apalagi, banyak utang pemerintah yang jatuh tempo pada tahun ini dan tahun depan. Tahun ini, pemerintah akan menerbitkan Surat Berharga Negara atau SBN valas sebesar 20% dari total penerbitan SBN bruto sebesar Rp 846,4 triliun. Dengan menerapkan strategi front loading, pemerintah telah menerbitkan global bond sebesar US$ 4 miliar pada Desember 2017.