Shutdown AS tidak akan ganggu ekspor Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana anggaran pemerintahan Amerika Serikat (AS) gagal diloloskan oleh Senat AS. Hal ini membuat pemerintah AS tidak memiliki dana untuk menjalankan operasionalnya, sehingga harus ditutup atau shutdown. Meski demikian, shutdown tersebut diperkirakan tak berdampak besar terhadap ekonomi Indonesia.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, shutdown hanya menyebabkan tutupnya pelayanan publik sehingga tidak berdampak apapun. Sementara itu, shutdown tidak berlaku di imigrasi, bea dan cukai, dan kegiatan perdagangan luar negeri.

Dengan demikian, "Tidak mengganggu ekspor Indonesia ke AS," kata Lana kepada Kontan.co.id, Minggu (21/1).


Menurutnya, shutdown tersebut direspons oleh Bank Sentral AS (The Fed) melalui pembelian obligasi untuk menambah jumlah uang yang beredar. Tujuannya, agar likuiditas tidak ketat. Hal ini pula yang akan menjadi pertimbangan The Fed untuk tidak menaikkan bunga acuan secara tajam.

"Jika shutdown berlangsung dua hingga tiga bulan, bisa saja kemungkinan kenaikan bunga The Fed pada Maret tidak terjadi," papar Lana.

Dari sisi kurs rupiah, lanjut Lana, shutdown biasanya membuat dollar AS melemah sehingga rupiah berpotensi menguat. Lana memperkirakan, ada potensi penguatan nilai tukar rupiah ke level Rp 13.350-Rp 13.400 selama masa shutdown.

Meski begitu, ia juga melihat shutdown itu menjadi sentimen di pasar obligasi. Jika pasar menganggap shutdown akan berlangsung lama maka bunga obligasi AS akan meningkat. Hal ini bisa menaikkan bunga obligasi Indonesia.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara juga mengatakan, dampak terjadinya shudtdown bagi Indonesia sangat minim. Kurs rupiah, lanjutnya, masih akan ada di kisaran Rp 13.350-Rp 13.400 per dollar AS ketika terjadi shutdown.

Terjadinya shutdown, menurut Bhima, menyebabkan prospek pemulihan ekonomi AS bisa terganggu. "Dalam posisi ini, justru rupiah akan diuntungkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini