KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berhentinya pemerintahan Amerika Serikat (AS) karena tidak adanya anggaran diikuti oleh melemahnya dollar AS terhadap yen. Shutdown hanya menjadi salah satu penyebab pelemahan dollar AS. Analis lebih melihat penguatan yen terhadap greenback disebabkan oleh kondisi ekonomi AS yang memburuk. Jumat (19/1), pasangan USD/JPY dibuka melemah 0,45% pada level 110,61 kemudian ditutup melemah melemah 0,31% ke level 110,77 dibanding hari sebelumnya. "Kalau dibilang risiko goverment shutdown sepertinya tidak bisa karena walaupun emas dan yen menguat tetapi bursa saham juga naik," ujar Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures kepada Kontan.co.id akhir pekan lalu. Wahyu beranggapan, penguatan yen terjadi karena capaian indeks kepercayaan konsumen AS yang dirilis jauh di bawah ekspektasi, di tengah spekulasi dampak diterapkannya UU Pajak yang baru. Secara tak terduga Pusat Survei Konsumen Universitas Michigan merilis sentimen konsumen turun dari 95,9 di Desember menjadi 94,4 pada Januari.
Shutdown hanya menjadi salah satu penyebab pelemahan dollar AS terhadap yen
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berhentinya pemerintahan Amerika Serikat (AS) karena tidak adanya anggaran diikuti oleh melemahnya dollar AS terhadap yen. Shutdown hanya menjadi salah satu penyebab pelemahan dollar AS. Analis lebih melihat penguatan yen terhadap greenback disebabkan oleh kondisi ekonomi AS yang memburuk. Jumat (19/1), pasangan USD/JPY dibuka melemah 0,45% pada level 110,61 kemudian ditutup melemah melemah 0,31% ke level 110,77 dibanding hari sebelumnya. "Kalau dibilang risiko goverment shutdown sepertinya tidak bisa karena walaupun emas dan yen menguat tetapi bursa saham juga naik," ujar Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures kepada Kontan.co.id akhir pekan lalu. Wahyu beranggapan, penguatan yen terjadi karena capaian indeks kepercayaan konsumen AS yang dirilis jauh di bawah ekspektasi, di tengah spekulasi dampak diterapkannya UU Pajak yang baru. Secara tak terduga Pusat Survei Konsumen Universitas Michigan merilis sentimen konsumen turun dari 95,9 di Desember menjadi 94,4 pada Januari.