KONTAN.CO.ID - Besar di lingkungan yang lekat dengan dunia otomotif tak pelak membuat Joe Surya menekuni dunia ini selama lebih dari 20 tahun. Namun, ia berusaha lepas dari bisnis keluarga dengan membangun bisnis sendiri sebagai importir dan distributor mobil mewah merek Mini Cooper. Darah bisnis otomotif Joe mengalir dari sang Ayah, Yusran Eddy, pendiri PT Nusantara Indah. Perusahaan yang didirikan tahun 1973 ini merupakan importir mobil merek Alfa Romeo, Chevrolet, dan Citroen. Bersama dua saudaranya, Joe Ferry dan Joe Frans, Joe Surya meneruskan bisnis warisan sang ayah dan menjadikan Nusantara Group sebagai salah satu pemain otomotif terbesar. Kini Nusantara Group memiliki 55 diler, baik mobil (BMW, Mitsubishi, Mazda) maupun motor (Harley Davidson).
Namun, sukses di bisnis keluarga tak membuat Joe Surya puas. Ia membangun satu perusahaan baru, yakni Maxindo. Selain mendatangkan motor BMW lewat PT Maxindo Moto, ia juga mendirikan PT Maxindo International Nusantara Indah (MINI) yang khusus impor Mini Cooper, produk BMW juga. Bagi Joe Surya, MINI merupakan buah kecintaannya pada Mini Cooper. Dia jatuh cinta pada mobil mungil itu saat mengunjungi Geneva Motor Show tahun 2001. Meski terkesima, ia tak langsung memboyong mobil imut itu. Surya cuma membeli merchandise serta menyimpan beberapa brosur. Baru 10 tahun kemudian, tepatnya tahun 2011, ia mewujudkan mimpinya menjadi pemegang hak eksklusif impor Mini Cooper di Indonesia. “Tahun itu, boleh dibilang dream come true. Tak mudah mendapatkan hak eksklusif, namun akhirnya saya berhasil,” ungkap lelaki berusia 45 tahun ini. Meski berpengalaman dalam dunia otomotif, bukan berarti perjalanan Joe Surya membesarkan MINI sejak awal berjalan mulus. Bersama tim MINI, ia menghadapi beberapa tantangan. Tantangan pertama datang saat ia memperkenalkan brand MINI. Maklum, kebanyakan masyarakat mengenal hanya mobil Mini Cooper. Joe Surya dan tim pun harus menjelaskan culture MINI kepada khalayak Indonesia, bahwa MINI bukan sekadar mobil, melainkan gaya hidup. Joe Surya dan tim MINI pun harus berjibaku menghadapi persaingan dengan importir Mini Cooper yang tidak resmi. Ya, sebelum hadirnya MINI, di jalanan sudah berseliweran Mini Cooper yang didatangkan importir tidak resmi. Membangun merek Untuk memenangkan persaingan, Joe Surya pun melancarkan strategi. Dia hanya memasukkan mobil dengan spesifikasi yang sesuai dengan kondisi Indonesia, termasuk bahan bakar. Selain itu, Surya mengklaim, MINI jauh lebih bertanggung jawab dengan memberikan garansi tiga tahun dan gratis servis mobil Mini Cooper selama lima tahun. “Ini yang saya tawarkan ke konsumen untuk mengikis importir yang tidak resmi,” ujar Joe Surya. Hasilnya, kini 99% Mini Cooper yang beredar di Indonesia dipasok oleh MINI. Saat ini, MINI berhasil menjadi perusahaan distributor Mini Cooper terbesar di Asia Tenggara. Setiap tahun, pertumbuhan penjualannya naik, walau secara umum kondisi pasar otomotif Indonesia tengah lesu. “Hanya MINI yang mencatatkan pertumbuhan terus menurus, konsisten tiap tahun,” kata Surya. Bahkan, penjualan produk unggulan MINI yakni Mini John Cooper Works sukses besar. Sampai-sampai setiap tahun terjadi kekurangan pasokan. Konsumen yang telat memesan harus menunggu sampai tahun depan. Posisi MINI pun kini sudah bertengger di nomor empat di pasar mobil mewah, setelah Mercedes-Benz, BMW, dan Lexus. Ini membanggakan lantaran di belahan dunia lain, MINI tidak bisa mencapai posisi ini. Meski mencatat kesuksesan, Joe Surya tidak jumawa. Ia berambisi agar MINI bisa naik satu level, yaitu menjadi nomor tiga di pasar mobil mewah. Joe memiliki motto “memberikan segala sesuatu yang terbaik”, baik bagi karyawan, maupun yang utama pada konsumen. Karena itu, meningkatkan kepuasan konsumen merupakan tantangan yang harus selalu ia tegaskan ke timnya. Layanan purna jual pun menjadi ujung tombak. Untuk memastikan semua layanan itu memuaskan, Surya mendirikan divisi baru, yakni customer retention coordinator (CRC). Divisi ini bertugas memonitor level kepuasan konsumen, baik dalam pelayanan penjualan ataupun
after sales. Sampai April 2017, penjualan MINI sudah menyamai penjualannya di sepanjang 2016 yang sebanyak 525 unit. Tahun ini, dia menargetkan penjualan MINI naik 25% dibanding 2016. Harga rata-rata Mini Cooper Rp 600 juta–Rp 1,2 miliar per unit. Dus, dari penjualan MINI saja, nilai transaksinya hingga April Rp 315 miliar–Rp 630 miliar. “Paling laku itu yang harganya sekitar Rp 800 juta,” ujarnya. Padukan Klasik dan Baru Meski fokus PT Maxindo International Nusantara Indah (MINI) adalah penjualan Mini Cooper varian terbaru, namun Joe Surya tetap aktif menjalin komunikasi dengan komunitas pecinta Mini Cooper klasik. Pasalnya, ia memandang, Mini Cooper klasik merupakan brand nenek moyang. Oh ya, yang dimaksud Mini Cooper klasik adalah produk mobil Mini sebelum diambil BMW. Joe Surya mengakui bahwa kesuksesan MINI pun juga merupakan andil dari Mini Cooper klasik yang sudah ada sejak dulu di Indonesia. “Boleh dibilang, Mini Cooper klasik turut membangun brand MINI. Tidak mungkin saya menyepelekan keberadaan mobil serta komunitasnya. Oleh karena itu, kami rutin menggandeng mereka untuk ikut event atau sekadar gathering,” ujarnya.
Maka Surya pun meramu setiap event dan gathering sedemikian rupa agar Mini Cooper klasik dan Mini Cooper baru berbaur. Sehingga, dua mobil beda generasi ini akan menjadi satu kekuatan besar untuk memperkokoh brand MINI. Beberapa pemilik Mini Cooper klasik bahkan menjadi konsumen atau membeli Mini Cooper yang baru. Uniknya, pembeli Mini Cooper, menurut Joe Surya, tidak seperti pemilik mobil kebanyakan yang menjual mobil lama, kemudian membeli mobil baru. Pembeli Mini Cooper akan menyimpan mobilnya, dan kemudian ketika ada model baru, mereka membeli lagi. Sebab, bagi pemiliknya, nilai heritage Mini Cooper ini semakin lama, justru semakin tinggi. Inilah yang menjelaskan mengapa pasar seken mobil Mini Cooper terbilang sangatlah kecil. Bahkan, Surya mengklaim, Mini Cooper merupakan highest re-sales value in the market. Makanya, Mini Cooper bekas sangatlah jarang beredar di pasar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Bagus Marsudi