KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siam Cement Group (SCG) membukukan pendapatan senilai Rp 188,64 triliun atau setara US$ 12,92 miliar meningkat 15% secara tahunan (
year on year/YoY). Peningkatan tersebut didorong naiknya penjualan di seluruh unit bisnis. Pendapatan SCG di luar operasi Thailand termasuk penjualan ekspor dari Thailand hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 85,65 triliun (US$ 5,87 miliar) atau sebanyak 45% dari total pendapatan penjualan. Kendati pendapatan naik, SCG justru mencatatkan penurunan laba periode berjalan hingga 45% YoY menjadi Rp 8,95 triliun (US$ 613 juta) akibat kenaikan biaya bahan baku dan energi serta pendapatan ekuitas yang lebih rendah pada unit bisnis Chemicals/ bahan kimia.
Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan CEO SCG mengungkapkan, hasil operasi SCG pada kuartal III 2022 dipengaruhi secara signifikan oleh kenaikan harga energi yang mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Baca Juga: SCG Sebut Pasar Indonesia Masih Potensial untuk Pengembangan Bisnis “Konflik Rusia-Ukraina mengakibatkan peningkatan biaya energi pada industri petrokimia SCG secara signifikan dalam 20 tahun,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (31/10). Roongrote menyatakan, pada kuartal III 2022 juga terjadi perlambatan ekonomi global yang berakibat pada kenaikan suku bunga global dan semakin diperparah dengan pelemahan ekonomi China akibat Kebijakan Zero-Covid-nya. Maka itu, pada unit bisnis SCG Chemicals (SCGC), industri petrokimia telah mencapai titik terendah dalam 20 tahun terakhir akibat tingginya biaya bahan baku dan terjadinya kelebihan pasokan. Unit bisnis SCG Semen dan Bahan Bangunan (CBM) juga menghadapi lonjakan biaya energi. Kendati demikian, SCG Packaging (SCGP) berkinerja baik di tengah fluktuasi energi. Pada periode Juli-September 2022 atau kuartal III 2022, SCG mencatatkan pendapatan sebesar Rp 58,31 triliun atau US$ 3,91 miliar. Perolehan ini turun 7% dibandingkan kuartal II 2022 atau
quarter to quarter (QoQ) karena melemahnya harga produk kimia imbas permintaan petrokimia yang menurun. Namun perolehan pendapatan SCG khusus di kuartal III 2022 ini jika dibandingkan secara tahunan meningkat 8% YoYberkat kenaikan harga produk yang sejalan dengan pasar bisnis cement-building materials (CBM), serta unit bisnis kemasan Adapun laba pada kuartal III 2022 senilai Rp 1 triliun setara dengan US$ 67 juta atau menurun 75% QoQ yang sebagian besar disebabkan oleh penurunan distribusi bahan kimia, peningkatan biaya energi, serta dividen musiman yang lebih rendah. Jika dibandingkan secara tahunan (YoY) laba SCG turun 65% YoY akibat persoalan yang sama. Khusus untuk SCG di Indonesia, pihaknya melaporkan pendapatan di kuartal III 2022 sebesar Rp 5,25 triliun (US$ 352 juta) atau turun 10% YoY terutama dari bisnis kemasan yakni FajarPaper dan Intan, lalu unit bisnis CBM (KOKOH) dan penjualan ekspor dari Thailand.
Baca Juga: Raih Penjualan Rp 5,63 Triliun di Kuartal II, SCG: Pasar Indonesia Masih Potensial Pelaksanaan ESG di Indonesia Roongrote menyebut, krisis yang terjadi saat ini sangat menantang. Namun, pihaknya yakin bahwa SCG mampu mengatasinya dan menjadi lebih kuat berkat strategi yang mencakup penyesuaian ketepatan waktu pada rencana bisnis, mengurangi biaya, menunda proyek investasi yang tidak mendesak, dan menyesuaikan rencana produksi untuk memenuhi permintaan pasar. “Sementara itu, kami juga berinvestasi lebih banyak di bisnis baru yang lebih potensial (New S-Curve). Untuk SCGP, portofolio investasi perusahaan terus berkembang secara sehat,” terangnya. Dalam rangka pengentasan kesenjangan sosial, SCG melaksanakan program Beasiswa Sharing the Dream untuk 493 siswa SMA dan sarjana, sekaligus meningkatkan kesadaran generasi muda mengenai isu lingkungan dan sosial. Pasca penyerahan beasiswa, SCG bersama SCG Scholars akan melaksanakan tiga proposal program ESG terpilih sepanjang tahun 2022-2023. Selain itu, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi pun turut menyalurkan beasiswa kepada 545 siswa di tingkat SMA dan SMP, khususnya di lima desa wilayah operasi perusahaan di Sukabumi. Program ini bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam memberikan akses pendidikan dan menekan angka putus sekolah.
Baca Juga: Tahun Lalu, Siam Cement Group (SCG) Catat Penjualan Rp 22,49 Triliun di Indonesia Kemudian, program pemberdayaan ekonomi lokal PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi berhasil meraih penghargaan Anugerah Sukabumi Award. Penghargaan ini diberikan kepada pembudidaya ikan, khususnya pada komoditas ikan lele yang telah menciptakan inovasi dalam pengembangan potensi desa. PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FajarPaper) dinilai oleh Kementerian Perindustrian sebagai percontohan penerapan ekonomi sirkular yang memproduksi kertas kemasan dari bahan daur ulang. Selain itu, FajarPaper turut menjalankan program CSR renovasi kelima sekolah di Kabupaten Bekasi, melanjutkan komitmennya sejak tahun 2000. Program ini bertujuan untuk menekan ketimpangan kualitas pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana belajar yang memadai bagi generasi muda. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .