JAKARTA. Grup produsen semen terbesar asal Thailand, Siam Cement Group, terus memperluas pasarnya di kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Siam Cement melihat potensi pasar Indonesia masih sangat besar. Apalagi Indonesia menjadi salah satu penyumbang terbesar, selain Thailand, terhadap total pendapatan bagi Siam Cement pada tahun lalu. Meski jualan semen merupakan pilar utama bisnis Siam Cement,
Vice President Finance and Investment & Chief Financial Officer Siam Cement Group, Chaovalit Ekabut, menyebutkan perusahaan ini akan lebih fokus pada penjualan material bangunan dan distribusi. "Kami ingin memperkuat pasar, dimana kompetitor lain belum kuat di kedua bisnis tersebut," ujar dia, Rabu (27/2).
Dia mengakui, Siam Cement saat ini belum mampu menandingi para pabrikan semen di Tanah Air yang lebih dulu beroperasi. Untuk memperkokoh dua bisnis itu, Siam Cement berafiliasi dengan sejumlah perusahaan lokal, seperti PT SCG Readymix Indonesia (Jayamix, produsen beton), PT Kokoh Inti Arebama untuk di distribusi semen, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, di bisnis kimia. Dan produsen keramik PT Keramika Indonesia Asosiasi (KIA). Bahkan, untuk memperkuat pasar, tahun lalu Siam Cement juga telah menanamkan investasi meliputi pabrik beton ringan baru senilai Rp 393 miliar atau sekitar US$ 41 juta dengan kapasitas produksi sebesar 6 juta meter persegi. Pabrik beton ini akan beroperasi mulai 2014. Adapun akuisisi pabrik beton siap pakai
(ready-mix concrete) senilai Rp 1,34 triliun atau sekitar US$ 135 juta. Meski fokus ke cement material building dan distribusi, bukan berarti Siam Cement tak akan bermain di bisnis semen. Pada tahun lalu perusahaan ini telah menanamkan investasi berupa pembangunan pabrik semen baru di Sukabumi, Jawa Barat. Nilai investasi di pabrik semen tersebut mencapai Rp 3,17 triliun atau sekitar US$ 356 juta dengan kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton per tahun. Pabrik di Sukabumi dijadwalkan beroperasi pada pertengahan 2015. Nantinya, semen hasil produksi pabrik di Sukabumi ini akan dipasarkan di wilayah Jakarta dan Jawa Barat.
Pada tahun ini, Siam Cement mengincar beberapa perusahaan afiliasi baru untuk pengembangan pasar material bangunan, distribusi, dan kimia di Indonesia. Chaovalit mengungkapkan, pendapatan Siam Cement Grup dari pasar Asia Tenggara (kecuali Thailand) masih relatif rendah, yakni hanya 8% atau sekitar Rp 9,36 triliun dari total pendapatan perusahaan ini di tahun fiskal 2012 yang mencapai sebesar Rp 122,22 triliun. Dari penjualan itu, Indonesia menyumbang sekitar 4%-5% atau sekitar Rp 374 miliar hingga Rp 467,9 miliar di tahun fiskal 2012. Tapi, dari total aset milik Siam Cement pada tahun lalu, Indonesia menopang aset terbesar yaitu Rp 9,46 triliun atau US$ 983 juta. Jumlah ini setara 55% aset Siam Cement di Asia Tenggara di luar Thailand. "Saya yakin beberapa tahun ke depan, pasar Indonesia dapat mengalahkan Thailand," ujar dia. Selain Indonesia, Siam Cement membidik Vietnam. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro