Siantar Top mengincar pasar snack di China



JAKARTA. PT Siantar Top Tbk (STTP) akan memperluas cakupan bisnisnya. Emiten konsumer yang memproduksi makanan ringan ini tengah membidik pasar China. "Saat ini sedang dalam tahap penjajakan," ungkap Direktur STTP, Armin kepada KONTAN, Senin, (29/6). Ia mengungkapkan, masuknya STTP ke China dapat melalui pembentukan perusahaan patungan atau joint venture. Untuk itu, STTP pun tengah melakukan pendekatan dengan calon mitra di sana. Jika tidak melalui joint venture, STTP akan melakukan distribusi langsung. Rahun ini STTP juga pun baru memasuki pasar Vietnam. Skema penjualannya di Vietnam dilakukan dengan distribusi langsung. Armin bilang bahwa untuk pasar luar negerinya, STTP mengekspor produk biskuit, snack mie, dan krupuk. Armin menyebut, produk STTP sebenarnya telah tersebar di 17 negara. Namun penyebaran produknya dilakukan melalui pembelian pihak ketiga yang melakukan distribusi di sana. Saat ini, porsi ekspor STTP berporsi sekitar 2% sampai 3% terhadap total penjualan. Apabila STTP telah memasuki pasar China, Armin bilang porsi ekspornya tak akan banyak berubah. Sebab kenaikan penjualan domestiknya masih mendominasi. Sepanjang 2015, STTP menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 30% dari Rp 2,17 triliun menjadi Rp 2,82 triliun. Armin mengatakan, STTP cukup optimis karena jaringan distribusinya yang luas dan ada penambahan beberapa produk baru. Pada kuartal pertama, STTP meraup penjualan Rp 625,3 miliar atau memenuhi 22,15% target perseroan. Meski begitu, ia enggan menyebut target labanya tahun ini. Armin menyadari bahwa STTP menghadapi tantangan fluktuasi nilai tukar rupiah. Apalagi porsi bahan baku impor menyumbang 15%. Selain itu, terdapat perlambatan ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Tahun ini, STTP menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 360 miliar. Dana tersebut dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis perseroan. Untuk sumber dananya, STTP menggunakan masing-masing 50% kas internal dan eksternal. Armin bilang, STTP masih memilki sisa penerbitan obligasi. Tahun lalu, STTP baru melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tahap I senilai Rp 250 miliar dari total Rp 1 triliun. "Mau menambah atau tidak, kita lihat dulu perkembangannya," tandas Armin. Sekedar informasi, STTP menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), di Surabaya, Senin, (29/6). Di situ, terdapat agenda antara lain persetujuan rencana direksi untuk penjaminan lebih dari 50% aset untuk mendapatkan tambahan modal kerja dari pihak perbankan atau lembaga keuangan lain. Lalu STTP meminta persetujuan untuk perluasan usaha dan investasi di dalam dan luar negeri.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa