KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen makanan dan minuman ringan, PT Siantar Top Tbk (
STTP) tengah berupaya merampungkan agenda ekspansi bisnisnya berupa pembangunan pabrik di Pasuruan, Jawa Timur. Di samping itu, STTP juga fokus meningkatkan kinerja penjualannya di tengah tren menurunnya kasus Covid-19 di tanah air. Direktur Siantar Top Armin menyampaikan, proses pembangunan pabrik sudah berlangsung sejak akhir tahun lalu. Sebenarnya, bangunan di Pasuruan tersebut hendak dijadikan sebagai tempat riset dan pengembangan produk-produk STTP. Namun, tidak menutup kemungkinan STTP juga akan melakukan produksi di sana. “Kami bisa lakukan riset dan uji coba produk di fasilitas tersebut. Selain itu, bangunan tersebut juga bisa dikembangkan sebagai tempat produksi karena lahan yang dipakai cukup besar,” ungkap dia, Minggu (7/11).
Manajemen STTP mengungkapkan pembangunan pabrik tersebut akan rampung di akhir tahun ini. Dalam catatan Kontan.co.id, pihak STPP menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar Rp 450 miliar di tahun ini, yang mana fokus penggunaannya untuk pembelian lahan dan pembangunan pabrik di Pasuruan. “Dari total Rp 450 miliar tersebut, kami sudah menyerap capex lebih dari 50%,” imbuh dia.
Baca Juga: Siantar Top sudah gunakan capex lebih dari 50%, begini rinciannya Terkait kinerja, Armin mengaku kebijakan PPKM darurat yang diberlakukan pertengahan tahun ini sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap kelangsungan usaha dan penjualan STTP.
Perusahaan ini telah merancang strategi distribusi produk yang tidak terganggu oleh kebijakan penanganan pandemi Covid-19. Walau belum merilis laporan keuangan per kuartal III-2021 secara resmi, Armin meyakini bahwa penjualan STTP dapat tumbuh di atas 5% di periode tersebut. Manajemen STTP juga meyakini tren positif penjualan akan berlanjut sampai akhir tahun nanti, meski pemerintah meniadakan cuti Natal secara massal. Permintaan terhadap produk makanan dan minuman ringan diperkirakan tetap akan tumbuh pada saat itu. Di samping itu, tidak adanya libur panjang sebenarnya punya dampak positif bagi STTP. Setidaknya, STTP bisa lebih leluasa mendistribusikan produk-produknya ke berbagai depot sehingga suplai produk dapat terkontrol dengan baik.
“Kami bisa fokus untuk memastikan stok produk benar-benar tersedia di tengah pertumbuhan permintaan,” kata Armin. STTP juga memanfaatkan meredanya situasi pandemi Covid-19 untuk menggenjot penjualan ke pasar ekspor. Armin menilai, sepanjang tahun ini permintaan produk STTP di pasar ekspor masih tergolong stabil. Namun, tantangannya adalah ketersediaan kontainer yang cenderung minim yang mana hal itu sudah menjadi isu secara global. Sebelumnya, STTP biasa melakukan ekspor ke beberapa negara Asia seperti Taiwan, Thailand, China, Kamboja, hingga Korea Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi