Siantar Top (STTP) optimistis penjualan di bulan Ramadan dan Lebaran tetap tumbuh



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Produsen makanan dan minum PT Siantar Top Tbk (STTP) memprediksi, pendapatannya pada momentum Ramadan dan Lebaran tahun ini masih akan bertumbuh. Meskipun begitu, kenaikan penjualan produsen mi Gemez, biskuit Go! Potato, wafer Superman, dan ciki 2000 ini tidak akan setinggi tahun lalu.

Direktur Operasional Siantar Top Armin menuturkan, pada kondisi normal, biasanya ada cuti massal pada momentum Lebaran. Ini membuat penjualan jelang Lebaran akan naik tinggi karena masyarakat berbelanja untuk persiapan libur panjang. Akan tetapi, setelah itu, semua produksi dan distribusi barang akan terhenti karena libur.

Sementara itu, tahun ini, pemerintah berencana untuk tidak mengadakan cuti massal, melainkan hanya libur dua hingga tiga hari saja. Alhasil, operasional bisnis dan distribusi barang tidak akan terhenti terlalu lama.


Baca Juga: Ini penjelasan analis terkait saham top leaders sepanjang tahun 2020

Ia menambahkan, produksi dan distribusi STTP sejauh ini juga masih berjalan normal.

"Ditutupnya sejumlah pertokoan dan pasar secara prinsip tidak terlalu berpengaruh. Lagipula, sampai sekarang ini, industri makanan masih diwajibkan untuk tetap buka. Selama suplai makanan dan distribusi ke pasar tidak terhalang, saya rasa tidak terlalu masalah," ungkap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/4).

Oleh karena itu, ia memprediksi, penjualan Siantar Top pada Ramadan dan Lebaran tahun ini masih akan tumbuh walaupun hanya single digit. Biasanya, penjualan STTP bisa meningkat sekitar 10% pada kedua momentum ini.

Armin juga berkaca realisasi kinerja STTP pada kuartal I-2020. Menurut dia, penjualan STTP pada triwulan pertama 2020 naik 9,5% dibandingkan periode sama tahun 2018 yang sebesar Rp 862,71 miliar.

Baca Juga: Saham lapis kedua dan ketiga menghijau saat IHSG jatuh, ini kata analis

Hingga akhir tahun, STTP memprediksi penjualannya masih dapat tumbuh 10%-15%.Namun, Armin bilang realisasi target ini sangat bergantung pada perkembangan virus corona.

Terlebih saat ini jumlah pasien positif Covid-19 juga terus bertambah. Ia juga masih memantau dan memperhitungkan dampak diterapkannya pembatasan sosial di berbagai wilayah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli