Siap berdiri, holding BUMN asuransi bisa kerek bisnis perusahaan anggotanya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan pembentukan holding asuransi BUMN akan terealisasi tahun ini. Adapun kehadiran holding tersebut diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan memberikan kepercayaan besar terhadap investor asing yang berinvestasi di Indonesia.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menyatakan bahwa kali ini pemerintah membentuk holding asuransi yang berbeda dengan yang sudah ada sekarang. “Nanti kami akan mempunyai holding asuransi dan holding bank sendiri. Jadi holding asuransi dan perbankan bisa ada tahun ini juga, biar semua berjalan beriringan,” kata Gatot belum lama ini.

Diperkirakan bakal ada sembilan perusahaan asuransi yang bergabung dalam holding ini. Mereka adalah PT Asuransi Jiwasraya, PT Jasa Raharja, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re), Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) dan PT Asuransi Ekspor Indonesia (Asei). Di mana Jasa Raharja akan ditunjuk sebagai induk usaha membawahi perusahaan asuransi lain.


Indonesia Re menyatakan keberadaan holding tersebut bisa memberikan tambahan modal bagi perusahaan. Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Kocu Andre Hutagalung mengaku bahwa skema holding ini akan lebih mudah bagi perusahaan mendapat modal baru. “Mendapatkan modal tambahan dari induk holding yang direncanakan dari Jasa Raharja,” ungkap Kocu.

Sedangkan keuntungan secara bisnis, kata dia, akan mendorong sinergi antar perusahaan BUMN sehingga menciptakan peluang bisnis baru. Indonesia Re menyatakan siap terlibat dalam holding asuransi ini.

Saat ini perusahaan tengah mempersiapkan kedua anak perusahaan agar dapat memberikan nilai tambah bagi pembentukan holding. Kedua anak perusahaan tersebut adalah ReINDO Syariah dan Asuransi ASEI Indonesia.

Menurut catatan Kontan.co.id, Jasindo menyatakan bahwa pembentukan holding ini memberikan sejumlah keuntungan bagi perusahaan. Pertama, akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan teknologi jauh lebih baik. Dengan begitu, tingkat pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat pun akan lebih maksimal.

Direktur Operasi Ritel Jasindo Sahata L. Tobing keuntungan lain dari pembentukan holding ini dengan kapasitas yang besar bisa membuat lebih banyak produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat maupun pemerintah.

"Penetrasinya juga akan semakin luas, dari jaringan hanya puluhan misalnya bisa jadi ratusan. Inklusi keuangan pun akan ikut meningkat," terang Sahata.

Dengan kapasitas yang kuat, kata Sahata, holding asuransi juga dapat dengan mudah bekerja sama dengan mitra internasional seperti misalnya dalam hal kerjasama pengembangan produk.

"Tentu akan menambah kepercayaan asing. Misal dari modal hanya Rp 10 triliun dengan holding jadi Rp 20 triliun, makin besar akan semakin dipercaya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi