Siap bersaing di baju bola dan koko



JAKARTA. Perhelatan sepakbola akbar Piala Dunia 2014 yang tengah berlangsung di Brasil membuat PT Trisula International Tbk ikut kepincut memeriahkannya. Penjual pakaian ini optimistis bisa meraih cuan lebih dengan menjual kaos Piala Dunia.

Perusahaan berkode saham TRIS di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menyatakan sudah menjajakan produk sejak awal Juni. Sayang, Trisula tak mau blak-blakan perihal volume produknya itu.

Direktur Utama Trisula International Lisa Tjahyadi memastikan jika kaos Piala Dunia yang ia jual menyasar segmen usia 17-35 tahun. "Saya tak terlalu ikut campur dalam hal produksi," kilah Lisa kepada KONTAN, Minggu (15/6).


Saking ramainya antusiasme masyarakat menyambut Piala Dunia, Trisula meyakini respon pasar terhadap kaos Piala Dunia yang TRIS jual bakal positif. Kaos ini ditargekan berkontribusi 10%-15% terhadap total penjualan selama Juni–Juli 2014, atau selama ajang Piala Dunia berlangsung. Dus, perusahaan ini memperkirakan penjualan bulanan pada Juni–Juli 2014 bakal lebih besar dari bulan sebelumnya.

Namun, sejatinya Trisula tak cuma mengandalkan katalis positif dari Piala Dunia. Tak berbeda dengan perusahaan lain, Trisula juga berharap besar mendapat tambahan berkah dari momen Lebaran.

Perkiraan tersebut mendasar, sebab perusahaan ini mengakui biasanya kinerja terkerek menjelang Lebaran.

Asal tahu saja, perusahaan yang baru melantai di BEI tahun lalu ini, memegang pemasaran atas merek seperti Jack Nicklaus, UniAsia, ManClub dan JOBB. Merek-merek ini menyediakan koleksi baju muslim pria alias baju koko.

Catatan historikal Trisula, selama bulan Ramadan, penjualan baju koko-nya melejit hingga 1,5 kali dari bulan biasanya. "Pertumbuhan penjualan sangat signifikan biasanya terjadi pada dua minggu sebelum Lebaran karena pas habis dapat  tunjangan hari raya atau THR," imbuh Lisa.

Sokongan Mido

Selain momen Piala Dunia dan Ramadan, tahun ini Trisula juga kedatangan keluarga baru, yakni Mido Uniforms Pte Ltd. Asal tahu saja, Trisula telah menyelesaikan proses mengakuisisi produsen seragam asal Singapura tersebut dengan nilai akuisisi Rp 22,95 miliar. Aksi korporasi ini lantas menempatkan Trisula sebagai pemilik 85% saham Mido Uniforms.

Tak perlu menunggu lama, Trisula sudah pasang target bisa menikmati hasil kinerja Mido Uniforms pada kuartal II tahun ini juga. Trisula berhasrat penjualan Mido Uniforms bisa menambah pendapatan sebesar 7%-8%. "Juni ini sudah masuk ke pembukuan dan sekaligus produksinya sudah mulai dipasarkan," kata Lisa.

Lisa hanya hanya berbagi informasi tentang target persentase saja tanpa mau membeberkan proyeksi kinerja di semester I. Dia memilih menyebutkan target pertumbuhan penjualan Trisula tahun ini yakni sebesar 24%. Jika penjualan 2013 adalah Rp 670,29 miliar berarti bidikan penjualan sepanjang 2014 adalah Rp 831,16 miliar.

Yang jelas, rampungnya aksi akuisisi terhadap Mido Uniforms otomatis memangkas lebih dari separuh total belanja modal tahun ini yang sebesar Rp 41,45 miliar. Selain untuk mendanai akuisisi, Trisula sudah merancang belanja lain. Antara lain, pertama, pembelian mesin senilai US$ 1 juta. Pembelian mesin ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi sekaligus mengerek kapasitas produksi hingga 10%.

Kedua, penambahan gerai dengan belanja modal Rp 4 miliar. Tahun ini Trisula berupaya menggenapi jumlah gerainya menjadi 300 gerai. Sejauh ini Trisula memiliki 276 gerai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina