KONTAN.CO.ID - Kekhawatiran akan datangnya resesi ekonomi pada tahun 2023 membuat masyarakat perlu bersiap. Kondisi ini kian terasa ketika Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan sepertiga ekonomi di dunia telah mengalami resesi atau pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut. Hal itu tentu membuat para investor di Indonesia mulai merasa was-was akan gelapnya kondisi perekonomian di tanah air.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair), Made Gitanadya Ayu Ariani, mengingatkan kepada para Investor untuk tetap tenang menghadapi isu resesi global 2023.
Baca Juga: Cara Buat Akun PPPK Guru 2022 di Daftar-sscasn.bkn.go.id, Simak Langkahnya Kondisi ini, lanjut Made, justru dapat menjadi momen terbaik untuk berinvestasi khususnya di pasar saham. “Untuk 2023 saat memang krisis, (investor) di pasar saham sebaiknya tetap tenang karena saya percaya yang dibilang warren buffet bahwa
be fearful when others are greedy be greedy when others are fearful,” ucap Made seperti dikutip dari situs Unair.
Tips investasi menghadapi resesi 2023
Meskipun menjadi momen yang baik untuk investasi saham, Made menyarankan kepada para investor di pasar saham agar tidak terlalu agresif serta jangan
Fear Of Missing Out (FOMO) atau terprovokasi orang lain saat membeli saham. Karena hal tersebut dapat menyebabkan Anda terperangkap pada saham gorengan atau saham yang harganya sudah dimanipulasi dan bisa tidak laku terjual nantinya. “Jangan mudah FOMO, jangan mudah percaya omongan orang, tetap lihat fundamental perusahaan, dan tetap jangan lupa untuk
take profit,” jelasnya. Beberapa saham yang sekiranya akan bertahan di tengah adanya resesi. Saham tersebut,sambungnya, ada pada sektor energi dan perbankan. Sektor perbankan, menurut Dosen Manajemen Unair ini, terbilang aman karena usaha perbankan di Indonesia diatur dan diawasi sangat ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Terlebih saham-saham
blue chip atau saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil. “Tetap paling aman saat resesi, kembalilah ke saham
blue chip, sama di LQ45 misalnya atau saham BUMN, karena jika ada apa-apa pasti akan di bailout oleh pemerintah,” ucap Made.
Baca Juga: Sudah Dibuka, Cek Syarat dan Kategori Prioritas PPPK Guru Tahun 2022 Meski demikian, portofolio investasi yang baik adalah yang terdiversifikasi. Bukan hanya terdiversifikasi produk namun juga sektor usahanya. Selain investasi saham investasi emas bisa diprioritaskan saat terjadi resesi. Karena menurutnya emas merupakan instrumen yang stabil. “Saya menyarankan kalau untuk di masa resesi, tetap paling aman memegang emas, karena justru harganya naik, emas sekarang harganya naik ke delapan ratus ribuan harganya, setelah sempat turun ke 780 ribu per gram. Saat krisis orang akan kembali ke instrumen paling aman yaitu emas,” pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News