KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Pencatatan saham perdana yang dilakukan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada hari ini (5/8), akan menjadi tolak ukur bagi calon IPO di kawasan, di mana investor global mengejar pasar e-commerce yang berkembang pesat. Mengutip
Reuters, Bukalapak yang mengincar dana segar sebesar US$ 1,5 miliar dalam penawaran umum saham perdana atawa
initial public offering (IPO) mendapatkan kelebihan penawaran hingga US$ 6,5 miliar dari aksi korporasi itu. Dua sumber
Reuters yang mengetahui rencana IPO Bukalapak menyebut, jumlah penawaran yang masuk mencapai US$ 6,5 miliar dari sekitar 150 investor institusional dan lebih dari 100.000 investor ritel. Alhasil, bagian untuk investor ritel dari IPO iuni digandakan menjadi 5%.
“IPO ini juga menunjukkan bahwa perusahaan teknologi Asia Tenggara dapat mencapai valuasi premium untuk pertumbuhan dengan permintaan yang signifikan,” kata Nicolo Magni,
Head of Global Banking for Southeast Asia and India UBS. Asal tahu saja, UBS merupakan koordinator global untuk IPO Bukalapak bersama Bank of America. "Ini menciptakan platform bagi perusahaan lain untuk memiliki penawaran yang cukup besar dan sangat sukses untuk dicatatkan di Indonesia atau bursa regional lainnya," lanjut Magni.
Baca Juga: Bukalapak dukung rencana program Vaksin Merdeka yang dicanangkan Polda Metro Jaya Dalam IPO ini, Bukalapak melepas 25.765.504.851 saham baru dengan harga Rp 850 per saham. Dengan IPO ini, valuasi Bukalapak akan mencapai US$ 6 miliar. Bukalapak yang kini berusia 11 tahun didukung oleh Ant Group, dana pemerintah Singapura GIC dan konglomerat media dan teknologi lokal Emtek, bakal menjadi IPO terbesar di Indonesia. Pencatatan pertama perusahaan yang didukung ventura di negara yang penuh dengan perusahaan rintisan yang dipimpin oleh pendiri, telah memicu hiruk-pikuk di antara investor institusi dan ritel yang berebut untuk mendapatkan bagian dari IPO di pasar yang telah melihat beberapa flotasi besar. "Saya mengharapkan untuk mendapatkan beberapa keuntungan modal untuk listing karena akan mendapatkan banyak peringkat beli," kata Andry Taneli, seorang investor ritel, yang mengutip ukuran Bukalapak di antara perusahaan teknologi lokal dan likuiditas kuat yang diantisipasi dibandingkan rekan-rekan. IPO datang ketika pasar e-commerce Indonesia yang bernilai US$ 40 miliar mendapat dorongan dari konsumen yang tinggal di rumah dan pergeseran oleh lebih banyak bisnis untuk menjual online di masa pandemi.
Bukalapak, yang berfokus pada usaha mikro, kecil dan menengah di luar kota-kota papan atas di ekonomi terbesar di Asia Tenggara, adalah pemain e-commerce terbesar keempat setelah Tokopedia, Shopee Sea Ltd dan Lazada Alibaba. Minat investor juga semakin tinggi menjelang rencana IPO bernilai miliaran dolar oleh GoTo, perusahaan rintisan paling bernilai di Indonesia yang dibentuk melalui penggabungan perusahaan transportasi dan pengiriman makanan Gojek dan pemimpin e-commerce Tokopedia. Bukalapak, yang juga didukung oleh Microsoft, mulai mencari US$ 300 juta awal tahun ini tetapi akhirnya berhasil mengumpulkan US$ 1,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari