Siap-Siap Akan Ada Badai Pasokan LNG di 2026 Sampai 2030



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Produksi gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) di Indonesia dan dunia akan semakin melimpah. Diprediksi akan terjadi badai LNG di 2026 dan mencapai puncaknya pada 2030 yang menyebabkan bertambahnya jumlah uncomitted cargo LNG di masa itu.  

Direktur Utama Perta Arun Gas (PAG), Bara Ilmarosa menjelaskan saat ini banyak sekali LNG yang belum terkontrak atau uncomitted cargo baik itu di dalam negeri maupun luar negeri. 

“Kami mencatat ada 42,3  juta ton per tahun (MTPA) uncomitted cargo, ditambah lagi ke depannya di 2026 akan ada namanya secondwave LNG atau badai LNG,” ujarnya dalam acara webinar bertajuk “Strengthening Indonesia as a Global LNG and LPG Player” pada Selasa (31/10). 


Baca Juga: Kementerian ESDM Tak Beri Restu PGN Naikkan Harga Gas untuk Industri

Badai LNG ini, lanjut Bara disebabkan telah dimulainya produksi dari kilang-kilang yang sudah mencapai final investment decision (FID) pada tahun-tahun lalu dan mulai produksi di 2026. “Ini akan menambah jumlah uncomitted cargo di dunia,” kata Bara. 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menjelaskan, berdasarkan data neraca gas untuk pemenuhan dalam negeri dan luar negeri, saat ini masih ada cukup banyak uncomitted cargo LNG. 

Uncomitted cargo ini akan semakin longgar setelah 2026 dan 2030 mencapai puncaknya,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. 

Dia menyatakan, LNG yang belum terkontrak ini pada prinsipnya belum memiliki pembeli yang meneken kontrak jangka panjang. Biasanya karena produksi dari pengembangan lapangan yang bersangkutan melebihi dari kebutuhannya. 

“Tetapi ini tidak masalah, dalam LNG uncomitted cargo selalu saja ada yang membutuhkan,” terangnya. 

Baca Juga: Menteri ESDM Tidak Merestui Wacana PGN Kerek Harga Gas Pelanggan Non-HGBT

Justru LNG yang belum terkontrak ini dapat menjamin kebutuhan jangka panjang bagi pembeli. Secara umum, Tutuka menyatakan pasokan gas dari dalam negeri yang melimpah ini bisa memberikan kepastian pemenuhan bahan baku atau sumber energi dalam dua dekade ke depan. 

Tutuka menyampaikan, ekspor LNG pasca pandemi Covid-19 terus meningkat. Sampai dengan 2022, nilai ekspor LNG Indonesia secara total mencapai US$ 6,6 miliar atau naik dari 2021 yang sebesar US$ 4,81 miliar. 

Adapun ekspor LNG ini dikirim ke berbagai negara, paling besar ke China, kemudian diikuti Korea, lalu Jepang, dan terakhir ke Taipei. 

Secara volume, ekspor LNG di sepanjang 2022 tercatat sebesar 1.276,43 billion british thermal unit (BBTUD) dan untuk kebutuhan domestik 499,52 BBTUD. 

Editor: Noverius Laoli