Siap-siap budek



Hari Kamis lalu, kita bisa melihat dari subuh sampai tengah malam orang-orang Indonesia sangat aktif bersosialisasi di dunia maya. Ada banyak sekali percakapan yang berseliweran di Twitter, Whatsapp Group, Instagram, Facebook dan sosial media lain, hanya untuk menentukan siapa calon wakil presiden yang pantas.

Sepertinya pemilu kali ini membuat pemilihan wapres jadi sangat pelik dan "perang"  makin menjadi-jadi. Mulai dari tagar Jendral Kardus, Jenderal Baper, capres, cawapres, cawapres Prabowo,  Mahfud MD, Abdul Somad, sampai tentu saja tagar yang ramai sejak berminggu-minggu lalu, yaitu 2019 ganti presiden dan Jokowi 2 Periode.

Setiap orang seakan-akan membawa toa  untuk mengungkapkan isi hatinya. Mungkin ada orang yang kecewa, ada yang senang dengan perkembangan terakhir dari drama pemilihan calon wakil presiden RI 2019-2024. Tapi banyak juga orang yang pusing melihat seliweran begitu banyak omelan, celaan, nyinyir, dan berbagai macam meme dengan tema perdebatan wapres di dinding ruang virtualnya.


Bayangkan Anda berada dalam ruangan dan semua teman-teman Anda berteriak-teriak di kuping Anda. Entah sampai kapan Anda akan bisa mengatakan tidak mau tahu dan tetap bisa waras dalam memandang segala persoalan. Apakah kondisi akan bisa menjadi lebih baik? Saya sangat menyangsikannya, karena kita sudah menjadi masyarakat yang sangat tidak siap untuk bersosialisasi di media sosial.

Menurut Menkominfo Rudiantara, kekuatan jaringan di wilayah Jabodetabek memang sudah sekitar 6-7 Mbps. Di Asian Games, Anda mungkin bisa "berenang" di dunia maya karena Telkomsel akan membagikan Wifi 5G dengan kecepatan 16 Gbps. Target pemerintah di akhir tahun nanti backbone internet kecepatan tinggi akan terbangun sampai Papua. Artinya, seluruh kota dan kabupaten di Indonesia akan terhubung dalam backbone broadband.

Di satu sisi, kita boleh berbangga seluruh pelosok negeri ini akhirnya bisa mempunyai fasilitas internet lancar jaya. Tapi di sisi lain, saya menyimpan kekhawatiran yang sangat besar. Bayangkan ada berapa banyak tambahan orang yang akan ikut meramaikan dunia sosial media yang sudah cukup ramai ini.

Pramuka memang sudah mulai beberapa kali mengadakan pelatihan literasi dalam bermedia sosial. Tapi pelatihan ini masih dalam skala yang sangat kecil kalau dibandingkan dengan orang-orang yang aktif bersosial media.•                       

Djumyati Partawidjaja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi