Siap-siap, harga gandum tetap mahal hingga kuartal IV



SINGAPURA. Konsumen gandum harus siap-siap menghadapi 'harga baru' gandum lantaran importir harus membayar lebih tinggi atas gandum yang diusungnya. Maklum, saat ini importir ramai-ramai berebut gandum AS setelah Rusia memutuskan untuk memperpanjang penahanan ekspornya hingga tahun depan. "Harga gandum di dunia akan terus meningkat karena infrastruktur di AS tidak akan cukup untuk segera memenuhi permintaan gandum yang mendadak dan begitu besar," kata Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franky Welirang, Senin (6/9). Franky memprediksi, AS, negara penghasil sekaligus pengekspor gandum terbesar di dunia tidak punya cukup pelabuhan untuk mengusung gandum yang dipesan oleh importir. Sementara itu, importir menyerbu gandum AS untuk mengamankan pasokan sebelum pelabuhan AS sesak oleh pengiriman gandum ke sejumlah negara. Harga gandum di pasar global naik menjadi US$ 8,68 per bushel; level yang paling tinggi dalam dua tahun terakhir pada 6 Agustus 2010 lalu setelah Rusia mengumumkan rencananya untuk menahan ekspor gandumnya. Tahun ini, biji-bijian juga telah meningkat sebesar 74% dari level terendahnya pada 9 Juni lalu lantaran importir mencoba mencari suplai alternatif selain gandum setelah harga gandum di Laut Hitam mulai merangsek naik. Bahkan, harga gandum juga kian menanjak pada 3 September 2010 lalu setelah PM Rusia Vladimir Putin menegaskan bakal memperpanjang penahanan ekspornya hingga panenan gandum tahun depan yang biasanya rampung di bulan November. Padahal, Rusia mencuil pangsa pasar ekspor gandum, terigu maupun produk yang bertali-temali dengan komoditi itu sebesar 14% per tahun. Industri biskuit kemungkinan akan menjadi industri yang paling terpuruk di Indonesia. Selama ini, industri biskuit di Indonesia menggantungkan suplai gandum yang rendah protein dari Laut Hitam; yang dalam jumlah besar disuplai oleh Rusia. Franky menegaskan, harga gandum kemungkinan akan terus reli di kuartal keempat tahun ini seiring dengan padatnya kapal yang mengusung gandum dari AS. Saat ini, importir gandum Indonesia memburu lebih banyak suplai gandum dari Australia, AS dan Kanada setelah pangsa pasar gandum Rusia di Indonesia anjlok 3% sepanjang semester pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: