Siap-siap harga kulkas dan AC terkerek akibat Jasa pelabuhan di Tanjung Priok naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Pendingin Refrigerasi Indonesia (Perprindo) menilai naiknya tarif jasa layanan di pelabuhan Tanjung Priok akan memberatkan pelaku usaha. Pasalnya, saat ini industri pendingin refrigerasi juga sedang mengalami berbagai tantangan. 

Sekjen Perprindo, Andy Arif Widjaja mengatakan anggota Perprindo yang merupakan perusahaan industri dan importir juga menyayangkan waktu keputusan kenaikan tarif Lift on -Lift Off. Menurut Andy, saat ini banyak anggota asosasi yang belum pulih dari pandemi Covid-19 dan masih harus menghadapi banyak tantangan bisnis lainnya. 

"Anggota Perprindo mengalami tantangan kenaikan bahan baku seperti tembaga, kompressor dan lainnya, kurs Rupiah yang melemah, kenaikan harga Freight dan sekarang harus ditambah lagi kenaikan Lift On -Lift Off yang sangat besar tingkat kenaikannya di 52%," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (14/4). 


Untuk anggota Perprindo yang basis produksi nya di Indonesia sangat terpukul karena masih banyaknya bahan baku produksi yang diimpor dan belum tersedia di lokal. Tentu saja membuat biaya produksinya meningkat dan akhirnya harga jual ke konsumen juga harus naik.

Baca Juga: Bersiaplah, Pelindo II naikkan tarif pelayanan di Tanjung Priok mulai 15 April 2021

Adapun untuk anggota Perprindo yang importir maka salah satu komponen Harga Pokok Penjualan (HPP) yakni biaya impor,  dampaknya harga jual produk otomatis menjadi naik.

Andy menegaskan kembali, timing kenaikan biaya lift on- lift off ini kurang tepat di saat pemerintah sedang melakukan program pemulihan ekonomi. Adanya kenaikan biaya ini dapat mengakibatkan kenaikan harga jual produk refrigerasi seperti  AC, Kulkas, Showcase yang sudah merupakan produk kebutuhan masyarakat dan bukan barang mewah lagi.

Andy yang juga menjabat sebagai Direktur di PT Berkat Elektrik Sejati Tangguh, , perusahaan agen tunggal yang menjual AC merek AUX dan AC merek BESTLIFE memproyeksikan akan terjadi penyesuaian harga atau naik antara 5% hingga 8% tergantung jenis produknya.

Begitu juga dengan PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) yang mengakui kenaikan jasa layanan pelabuhan di Tanjung Priok akan memberikan dampak yang sangat berat bagi mereka. 

Editor: Handoyo .