Siap-siap, harga uang kripto Bitcoin, Shiba Inu, Dogecoin dll Senin (13/12) tren naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siap-siap harga uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, Solana, Dogecoin, Shiba Inu, dll kembali dalam tren naik pada pekan ketiga Desember 2021. Setelah cenderung melemah, harga crypto currency seperti Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, Solana, Dogecoin, Shiba Inu, dll diprediksi bergerak naik hari ini

Pasar aset kripto dalam sebulan terakhir tengah mendapatkan rapor merah. Merujuk Coinmarketcap, kelima aset kripto dengan kapitalisasi terbesar semuanya mengalami koreksi harga sebesar dua digit.

Binance Coin (BNB) menjadi uang kripto yang koreksi harga tidak terlalu dalam dengan hanya turun 11,12% dalam sebulan terakhir. Sementara koreksi harga Ethereum (ETH) menyentuh 15,35%. Lalu, harga Bitcoin (BTC) dan Solana (SOL) masing-masing mengalami penurunan 24,35% dan 27,72%. Harga Cardano (ADA) jadi aset kripto yang koreksinya paling dalam, yakni 34,72%.


Namun pada perdagangan Senin 13 Desember 2021, harga uang kripto mulai bergerak di zona hijau. Di kelompok 10 besar market cap, sebagian besar uang kripto naik per Senin (13/12/2021) pukul 07.18 WIB. Harga uang kripto Bitcoin, yang merupakan crypto currency dengan market cap terbesar, berada di level US$ 50.115,91. Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin naik 1,25%. Dalam 7 hari perdagangan, harga Bitcoin naik 2,68%.

Baca Juga: Prediksi IHSG Senin (13/12) akan melaju lagi, ini pilihan saham untuk trading

Harga Ethereum (market cap terbesar kedua) di level US$ 4.131,74, naik 1,08% dalam 24 jam terakhir. Dalam 7 hari perdagangan, harga Ethereum naik 0,08%.

Harga Binance Coin (market cap terbesar ketiga) di level US$ 570,99, naik 0,86% dalam 24 jam perdagangan. Selama 7 hari perdagangan, harga Binance Coin naik 4,94%.

Harga Tether (market cap terbesar keempat) di level US$ 1, naik 0,02% dalam 24 jam perdagangan. Dalam 7 hari perdagangan, harga Tether turun 0,05%.

Harga Solana (market cap terbesar kelima) di level US$ 172,30 turun 0,02% dari sehari sebelumnya. Selama 7 hari perdagangan, harga Solana terkoreksi 9,43%.

Uang kripto Terra yang kini duduk di peringkat 10 market cap terbesar, dibanderol dengan harga US$ 62,05. Harga Terra naik 3,03% dalam 24 jam perdagangan. Selama sepakan terakhir, harga uang kripto Solana turun 4,15%.

Kenaikan harga juga terjadi pada Degocoin, uang kripto yang sempat dipopulerkan oleh milyarder Elon Musk. Harga Dogecoin di level US$ 0,17 naik 0,55% dalam 24 jam terakhir. Dogecoin kini di peringkat 11 market cap terbesar.

Uang kripto lain yang juga pernah dipopulerkan Elon Musk, Shiba Inu pun naik harganya. Harga Shiba Inu kini US$ 0,00003682, naik 6,85% dalam 24 jam.

CEO Triv Gabriel Rey meyakini tertekannya kinerja Bitcoin dan aset kripto secara keseluruhan dalam sebulan terakhir tidak terlepas dari adanya tiga kejadian besar. 

Pertama, keputusan The Fed yang mempercepat proses tapering sehingga berpotensi mempercepat kenaikan suku bunga acuan. Mengingat hal ini tidak diantisipasi pasar, efeknya menjadi sentimen negatif bagi beragam aset investasi, termasuk kripto.

Baca Juga: Bitcoin terjungkal 28% dalam sebulan terakhir, efek tapering dan kasus Evergrande

Berikutnya, perkembangan terbaru dari kasus Evergrande yang resmi menyatakan tidak sanggup melunasi kewajibannya alias default. Menurut Gabriel, hal ini berpotensi memberikan trickle down effect sehingga menekan Bitcoin dan aset kripto. Terlebih lagi, Tether berpotensi terbawa dalam pusaran kasus Evergrande ini.

“Ketiga, angka inflasi Amerika Serikat yang tetap tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dari level pre-pandemi. Hal ini membuat sentimen risk-off sehingga aset-aset berisiko seperti aset kripto, termasuk Bitcoin jadi dijauhi terlebih dahulu,” jelas Gabriel ketika dihubungi Kontan.co,id, Minggu (10/12).

Lebih lanjut, ia juga melihat dalam jangka pendek ini pasar kripto belum dinaungi sentimen positif yang bisa mengangkat harga Bitcoin. Apalagi, belum lama Securities and Exchange Commission telah menolak ETF Bitcoin spot Vaneck.

Oleh sebab itu, Gabriel menyebut bulan Desember yang biasanya jadi periode hijau aset kripto, bisa saja tidak terjadi pada tahun ini. 

Baca Juga: NFT kian tren, semakin luas dan bisa masuk ke dalam berbagai aset komoditas

Oleh karena itu, ia menyebut investor sebaiknya wait and see dan berhati-hati dulu mengingat ada tiga kejadian besar yang tengah menyelimuti pasar kripto. Sementara untuk Bitcoin, ia merekomendasikan bagi para investor jangka pendek sebaiknya untuk berhati-hati karena volatilitas harga Bitcoin akan tinggi dalam waktu dekat.

Sedangkan untuk investor yang percaya Bitcoin secara jangka panjang, menurutnya momentum koreksi harga Bitcoin bisa dimanfaatkan untuk melakukan dollar cost averaging (DCA).  “Ketika harga turun mendekati US$ 40.000 bisa dimanfaatkan melakukan aksi beli, lalu jika berhasil tembus US$ 50.000 atau malah US$ 60.000 bisa lakukan profit taking,” tutup Gabriel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto