JAKARTA. Lagi-lagi pembangkit listrik PT PLN (Persero) terancam padam. Penyebabnya bukan karena tingginya gelombang laut yang menghambat pengiriman batubara, tetapi karena produsen batubara dalam negeri meminta kenaikan harga yang dinilai PLN terlalu tinggi. Walhasil, rencana impor batubara dari luar negeri pun ditempuh PLN untuk mendapatkan harga terbaik. Kepala Bidang Energi Batubara PLN Pudji Widodo menyebut setidaknya ada empat pembangkit yang terancam padam karena semakin menipis pasokannya. Yaitu PLTU Paiton 1 dengan kapasitas 2 x 615 MW, PLTU Cilacap 2 x 281 MW, PLTU Tanjung Jati B 2 x 660 MW, serta PLTU Suralaya yang berkapasitas total 3600 MW. Dalam catatan Pudji, keempat PLTU itu memiliki stok batubara di bawah 30 hari. PLTU Paiton yang dikelola Paiton Energy Company (PEC) memiliki cadangan selama 21 hari, Suralaya di bawah 30 hari, Tanjung Jati B selama 23 hari dan bahkan Cilacap disebut Pudji benar-benar padam minggu kemarin karena tidak memiliki cadangan batubara. Padahal pasokan normal yang ideal untuk satu pembangkit sebesar 1,5 bulan. "Kita berharap harga murah tapi PLN tetap realistis mengikuti kondisi pasar. Tapi kalau harganya terlalu tinggi kita sangat berat sekali," ujar Pudji, kemarin. Ia menandaskan penawaran yang sempat masuk ke PLN untuk menghidupkan Paiton dari salah satu perusahaan batubara sebesar US$ 116 per ton. Padahal harga patokan batubara di Barllow Jonker, Australia lebih rendah sebesar US$ 94 per ton. Kondisi senada juga terjadi di PLTU Cilacap yang selama ini menerima pasokan dari PT Adaro Indonesia, PT Kideco Jaya Agung, serta PT Jorong Barutama Gresstone. "Malah Adaro yang memasok setengah dari total pasokan Cilacap, hanya menyanggupi mengirimkan 50% dari jumlah itu. Mereka minta harga naik, padahal sudah ada surat dari Dirjen Minerbapabum kenaikan itu baru bisa dilakukan untuk pengiriman 2009," kesal Pudji. Untuk mengakali kesulitan mendapat harga yang terjangkau itu, PLN menurut Pudji berencana mencari pasokan dari luar negeri. Pudji mengaku sudah menyampaikan penawaran kepada 24 perusahaan yang tergabung dalam asosiasi perusahaan batubara Australia. "Pengajuan penawaran kepada perusahaan asal China dan India menyusul," tambahnya. Kalau tender ini sukses, rencananya PLN akan mulai mengimpor sebanyak 300.000 ton sepanjang Desember 2008 sampai Maret 2009. Pudji menyatakan bahwa spesifikasi batubara asal Australia bisa digunakan untuk pembangkit PLN. Kalaupun tidak cocok, bisa dilakukan pencampuran dengan batubara yang tersedia di stok PLN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Siap-siap, Listrik Bakal Padam Kembali
Oleh: Gentur Putro Jati
Rabu, 05 November 2008 16:33 WIB