JAKARTA. Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) tahun ini sepertinya belum bakal berjalan optimal. Penyebabnya, infrastruktur stasiun pengisian BBG baru akan selesai pada akhir tahun ini. Tampaknya pemerintah perlu menambah dana subsidi energi karena konsumsi BBM bersubsidi yang bakal lebih besar dibandingkan kuota. Sebenarnya, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran subsidi energi sebesar Rp 274,7 triliun. Rinciannya, subsidi BBM, LPG dan BBN sebesar Rp 193,8 triliun dan subsidi listrik Rp 80,9 triliun. Secara kuota, volume BBM bersubsidi tahun ini sebesar 46,01 juta kiloliter (kl). Agus Suprijanto, Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan, mencatat, realisasi penyerapan subsidi energi per 15 Februari 2013 sebesar Rp 10,7 triliun, terdiri dari subsidi BBM saja Rp 3,4 triliun, dan subsidi listrik Rp 7,3 triliun. Pri Agung Rahmanto, Pengamat Energi, menilai, meski konversi BBM ke BBG sudah berjalan tahun ini pun, konsumsi BBM bersubsidi bakal melebihi kuota. Alasannya, manfaat konversi baru terasa dalam jangka panjang. Apalagi, dengan disparitas harga BBM subsidi dan non subsidi yang terlalu besar, potensi konsumsi BBM subsidi melebihi kuota semakin besar.
Siap-siap menambah dana subsidi energi
JAKARTA. Program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) tahun ini sepertinya belum bakal berjalan optimal. Penyebabnya, infrastruktur stasiun pengisian BBG baru akan selesai pada akhir tahun ini. Tampaknya pemerintah perlu menambah dana subsidi energi karena konsumsi BBM bersubsidi yang bakal lebih besar dibandingkan kuota. Sebenarnya, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran subsidi energi sebesar Rp 274,7 triliun. Rinciannya, subsidi BBM, LPG dan BBN sebesar Rp 193,8 triliun dan subsidi listrik Rp 80,9 triliun. Secara kuota, volume BBM bersubsidi tahun ini sebesar 46,01 juta kiloliter (kl). Agus Suprijanto, Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan, mencatat, realisasi penyerapan subsidi energi per 15 Februari 2013 sebesar Rp 10,7 triliun, terdiri dari subsidi BBM saja Rp 3,4 triliun, dan subsidi listrik Rp 7,3 triliun. Pri Agung Rahmanto, Pengamat Energi, menilai, meski konversi BBM ke BBG sudah berjalan tahun ini pun, konsumsi BBM bersubsidi bakal melebihi kuota. Alasannya, manfaat konversi baru terasa dalam jangka panjang. Apalagi, dengan disparitas harga BBM subsidi dan non subsidi yang terlalu besar, potensi konsumsi BBM subsidi melebihi kuota semakin besar.