JAKARTA. Hitungan suplai terigu untuk masa sesudah Lebaran bulan September 2010 mendatang sudah tergambar jelas. Yaitu, Indonesia bakal kekurangan suplai terigu. Untuk sementara, hingga Lebaran tiba, pasokan masih terbilang aman. “Karena Rusia menghentikan ekspor gandumnya, Turki tidak bisa memproduksi terigu,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Industri Pangan Indonesia (Aspipin) Budiyanto kepada KONTAN, Selasa (24/8). Pernyataan Budiyanto tersebut sejalan dengan Franky Welirang, Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) ,kemarin. Menurut Franky, saat ini terigu asal Turki belum bisa masuk ke Indonesia karena pasokan gandum Turki juga tidak ada. Nah, eksportir yang biasanya mengapalkan gandum ke Indonesia, kemungkinan akan mendahulukan pendistribusian gandumnya untuk pasar lokal.Lantas, bagaimana memenuhi pasokan terigu di dalam negeri? Budiyanto menyatakan, salah satu cara untuk menambal kekurangan tersebut adalah dengan memindahkan negara tujuan impor yang semula Turki ke Australia. Dus, dari Negeri Kanguru inilah Indonesia akan memenuhi kebutuhan gandumnya. Franky punya tambalan lain, yaitu dengan menyedot terigu dari industri terigu nasional. Menurutnya, pasokan terigu dari produsen dalam negeri akan aman karena memiliki kontrak jangka panjang dengan pemasok gandum. Bahkan, beberapa waktu lalu, Franky juga sempat menyebut India sebagai salah satu negara yang berpotensi mengirimkan terigunya. Apalagi, Negeri Gangga ini berencana membuka keran ekspor gandumnya. “Kalau India buka keran ekspor, maka dimungkinkan impor terigu dari India,” kata Franky.
Siap-siap menghadapi krisis terigu pasca-Lebaran
JAKARTA. Hitungan suplai terigu untuk masa sesudah Lebaran bulan September 2010 mendatang sudah tergambar jelas. Yaitu, Indonesia bakal kekurangan suplai terigu. Untuk sementara, hingga Lebaran tiba, pasokan masih terbilang aman. “Karena Rusia menghentikan ekspor gandumnya, Turki tidak bisa memproduksi terigu,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Industri Pangan Indonesia (Aspipin) Budiyanto kepada KONTAN, Selasa (24/8). Pernyataan Budiyanto tersebut sejalan dengan Franky Welirang, Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) ,kemarin. Menurut Franky, saat ini terigu asal Turki belum bisa masuk ke Indonesia karena pasokan gandum Turki juga tidak ada. Nah, eksportir yang biasanya mengapalkan gandum ke Indonesia, kemungkinan akan mendahulukan pendistribusian gandumnya untuk pasar lokal.Lantas, bagaimana memenuhi pasokan terigu di dalam negeri? Budiyanto menyatakan, salah satu cara untuk menambal kekurangan tersebut adalah dengan memindahkan negara tujuan impor yang semula Turki ke Australia. Dus, dari Negeri Kanguru inilah Indonesia akan memenuhi kebutuhan gandumnya. Franky punya tambalan lain, yaitu dengan menyedot terigu dari industri terigu nasional. Menurutnya, pasokan terigu dari produsen dalam negeri akan aman karena memiliki kontrak jangka panjang dengan pemasok gandum. Bahkan, beberapa waktu lalu, Franky juga sempat menyebut India sebagai salah satu negara yang berpotensi mengirimkan terigunya. Apalagi, Negeri Gangga ini berencana membuka keran ekspor gandumnya. “Kalau India buka keran ekspor, maka dimungkinkan impor terigu dari India,” kata Franky.