Siap-siap menjala dividen bank BUMN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siap-siap menjala dividen besar bank plat merah. Kendati pertumbuhan ekonomi tahun 2017 lesu, semua bank BUMN bisa membukukan pertumbuhan laba bersih sampai dua digit. Mereka juga siap menebar dividen.

Tahun lalu bank BUMN mencatatkan realisasi laba bersih senilai total Rp 65,7 triliun. Jumlah tersebut meningkat 22,83% dibandingkan  dengan catatan laba tahun 2016. 

Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tercatat sebagai bank dengan laba terbesar, yakni mencapai Rp 28,47 triliun. Meski demikian, Bank Mandiri Tbk meraih pertumbuhan laba tertinggi. Maklum, laba Bank Mandiri  tumbuh 49,4% menjadi Rp 20,63 triliun (unaudited).


Kombinasi pertumbuhan kredit, perbaikan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL), dan lonjakan pendapatan berbasis komisi, mengangkat kinerja bank pelat merah di tahun lalu.

Menurut Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri, kenaikan laba disumbang oleh kenaikan fee based income dan pengendalian biaya operasional. Tahun lalu, pendapatan non bunga Bank Mandiri naik 14,72% menjadi Rp 21 triliun. Sedangkan biaya operasional bisa ditekan, sehingga hanya tumbuh 7,38%.

Begitu pula dengan Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Tahun lalu, BNI membukukan kenaikan laba sebesar 20,08% menjadi Rp 13,62 triliun. 

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI menyebutkan, kenaikan laba BNI tahun lalu ditopang oleh upaya efisiensi. "Selain meningkatkan bottom line, kami juga memacu efisiensi," ujar Herry kepada Kontan.co.id, kemarin. 

Pertumbuhan kredit juga menopang kinerja bank. Laba Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), misalnya, terdongkrak pertumbuhan kredit yang cukup deras. "Sepanjang 2017 BTN menyalurkan kredit sebesar Rp 198 triliun, meningkat 21,01%," tutur Maryono dalam rapat Komisi VI DPR dengan Kementerian BUMN, Rabu (31/1).

Kualitas kredit yang membaik juga membantu BTN. Tahun lalu, rasio NPL BTN sebesar 2,6%, turun dari 2,84% di tahun 2016.

Dividen bank BUMN

Kinerja mentereng bank pelat merah tentu saja menjadi berkah bagi pemerintah maupun investor saham bank plat merah. Maklum, setoran dividen akan lebih besar.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 mematok porsi rasio pembagian dividen (payout ratio) sebesar 21,48% dari laba bersih tahun 2017. Memang, persentase itu turun 173 basis poin dari dividen laba tahun buku 2016 yang sebanyak 23,21%. Namun, nilai dividen lebih tinggi dari tahun lalu. 

Gatot Trihargo, Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan mengungkapkan, total nilai dividen bank BUMN yang akan disetorkan ke kantong negara mencapai sekitar Rp 14,1 triliun. "Dari nominal dividen masih naik 13,6% dibandingkan dengan nilai dividen untuk laba tahun buku 2016," terang Gatot.

BRI menjadi penyumbang terbesar dividen, yakni senilai Rp 6,1 triliun. Sementara Bank Mandiri menyetorkan Rp 4,7 triliun. Dari rasio dividen, Bank Mandiri masih yang tertinggi yakni mencapai 22,7%. Diikuti BRI dengan rasio dividen 21,4%, BNI 21,3%. Rasio dividen paling kecil BTN yakni sebesar 13,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati