KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat perang dagang dengan Amerika Serikat, China pada tahun ini telah setidaknya telah merelokasi 32 perusahaan. Salah satu negara tujuan favorit Negeri Tirai Bambu adalah Vietnam. Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan saat ini iklim investasi Vietnam mengindikasikan kejenuhan para investor, sehingga peluang perusahaan asal China memindahkan perusahaannya dari Vietnam ke Indonesia sangat terbuka luas. Thomas bilang berdasarkan laporan, menunjukkan terjadi kenaikan tajam upah tenaga kerja, harga tanah yang naik tajam, dan polusi udara semakin tinggi di Vietnam. Dia optimistis relokasi investasi sektor manufaktur di Indonesia cukup menjanjikan.
“Ada tanda-tanda
still over dan saya pun melihat ada manfaatnya, tapi kita perlu bergerak berhati-hati dan cermat. Kita mau merelokasi pabriknya tapi tidak polusimya,” kata Thomas setelah acara Trade Expo Indonesia 2019 di ICE BSD, Tanggerang, Banten, Kamis (17/10).
Baca Juga: Manfaatkan perang dagang, Indonesia satu-satunya yang kalah melawan negara Asia lain Thomas mengakui Indonesia akan berebut
still over relokasi investasi China dengan berbagai negara selain Vietnam, seperti Thailand, Malaysia, India, dan Bangladesh. Untuk itu, pemerintah berupaya untuk menjemput bola langsung ke Negeri Panda. Kepala BKPM mengaku pihaknya dengan Kementerian Perindustrian pada pekan lalu mengirimkan delegasi untuk bertemu dengan pelaku industri mebel dan produk kayu di China. “Jadi kita mau betul-betul jemput bola. Dalam beberapa minggu ke depan akan ada kunjungan perusahaan mebel dan produk kayu China ke Jawa Tengah untuk mulai melihat lokasi di sana sebagai representasi kluster industri kayu,” Kata Thomas. Selain China, untuk mendorong investasi langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia, pemerintah akan mengincar industri alas kaki dan sepatu dari Amerika Serikat. Thomas bilang, BPKM dan Kemendag sudah melakukan kunjungan dan diskusi dengan beberapa perusahaan kenamaan di indutri tersebut. Di sisi lain, Thomas Lembong mengaku
outlook FDI dalam industri ekonomi digital khususnya
e-commerce sangat menggiurkan bagi investor. Menurut dia keunggulan
e-commerce asli Indonesia sudah diakui di dunia. “Saya kira arus ekonomi di ekonomi digital terutama di
e-commerce dan sektor teknologi kita perlu dukung dan jaga saja,” ujar Thomas.
Baca Juga: Permudah investasi, rekomendasi izin impor barang modal tidak baru akan dicoret Adapun sampai dengan September 2019, Thomas Lembong belum bisa memaparkan berapa realisasi pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) atas FDI. Yang jelas dia mengakui pertumbuhannya lebih tinggi daripada periode sama tahun 2018. “Sayangnya saya tidak bisa mengabarkan kabar positif saat ini, sampai akhir tahun 2019 saya optimistis FDI akan tumbuh positif. ” kata dia. Menurut Thomas, setelah pemilu bisanya FDI mengalami
recovery atau
rebound. Apalagi dengan rekonsiliasi politik saat ini dan arah kebijakan pemerintah ke depan menjadi sentimen positif para investor. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati