Siap-siap, rupiah bisa saja menyengat IHSG



JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi hampir dua pekan terakhir ini diproyeksikan berpengaruh pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini.

Sejumlah analis yang dihubungi KONTAN memperkirakan, perdagangan IHSG hari ini (26/7) akan bergerak bervariasi. Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto memperkirakan, rilis laba emiten semester I 2013, berpeluang mengangkat harga saham sektoral terutama emiten bank BUMN.

Namun, kata dia, ada kekhawatiran pasar terhadap pelemahan rupiah terhadap dollar AS yang diperkirakan akan membuat penguatan IHSG menjadi terbatas. "Pelemahan rupiah atas dolar AS yang mencapai level Rp 10.300 turut meningkatkan risiko pasar," kata David, Jumat (26/7).


Karena itu, David memperkirakan, pelaku pasar cenderung wait and see menyusul meningkatnya risiko perekonomian domestik. Selain itu, kekhawatiran pengurangan stimulus The Fed akhir tahun ini menyusul perbaikan ekonomi AS, akan membuat pelaku pasar memilah keadaan market.

David memprediksikan, IHSG bergerak dengan support di 4.625-4.650 dan resisten di 4.410-4.780. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, David merekomendasikan saham BBNI, ASSA, BCAP dan juga RALS, masing-masing pada posisi trading buy.

Untuk saham ASII, ANTM dan ADRO, David merekomendasikan posisi buy on weakness, sedangkan untuk saham PGAS dan MDLN, masing-masing pada posisi buy.

Sementara itu, Christandi Rheza Mihardja, analis dari Sinarmas Sekuritas memperkirakan, IHSG akan melemah hari ini, menyusul data perekonomian di AS. "Data yang akan mempengaruhi lainnya adalah, Jepang yang akan mengeluarkan data mengenai consumer price index (CPI) yang diprediksi naik 0,3% year on year," ujar Christandi.

Christandi memperkirakan IHSG pada perdagangan hari ini akan bergerak di kisaran support 4.631 dan resisten 4.710. Untuk saham-saham yang dapat diperhatikan secara teknikal, Christandi merekomendasikan saham MAIN, MSKY, ACES dan juga PWON.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri