JAKARTA. Para pengusaha ritel atau eceran di pusat belanja di Jakarta kini harus siap-siap untuk mempersiapkan modal usaha lebih banyak. Pasalnya, pengelola gedung pusat belanja berniat untuk menaikkan tarif sewa tempat.

Kenaikan tarif sewa pusat belanja itu dimungkinkan terjadi, mengingat pasokan ruang ritel di pusat belanja menipis tahun 2014. Sementara, kebutuhan akan ruang usaha ritel terus bertambah. Setidaknya ini adalah proyeksi dari konsultan properti Colliers International Indonesia.

Ferry Salanto, Direktur Asosiasi Riset Colliers International menyatakan, penambahan ruang ritel tahun 2013 saja turun menjadi 200.000 m2 dari penambahan pasokan ruang ritel tahun 2012 sebesar 250.000 m2.

Begitu juga dengan tahun 2014, penambahan ruang ritel diproyeksikan hanya 60.000-70.000 m2, jauh di bawah penambahan ruang ritel tahun sebelumnya.

"Pasokan baru seluas 70.000 m2 tersebut, hampir 50% sudah di serap perrtel. Hanya tersisa setengahnya yang belum memiliki pra-komitmen ," tambah Ferry kepada wartawan, kemarin (9/10) di Jakarta.

Ferry menambahkan, pra komitmen peritel selama 2012-2014 terbilang cukup tinggi. Dimana tahun 2012 saja, penyerapan lahan yang akan dibangun itu sudah mencapai 90%, sedangkan tahun 2014 komitmen penyerapan lahan sudah mencapai 70%.

"Hal inilah yang menyebabkan harga sewa dan biaya gedung (service charge) naik signifikan, dengan persentase bisa di atas 20%," kata Ferry yakin.

Adapun peritel yang terbilang banyak menyerap pusat belanja di Jakarta selama 2012 adalah, peritel makanan dan minuman yang mendominasi sekitar  42%. Sisanya adalah peritel yang menjual aneka produk pakaian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri