JAKARTA. Pemegang konsesi Jalan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) PT Trans Lingkar Kita Jaya (TLKJ) memutuskan untuk menyesuaikan tarif Tol Cijago Seksi I pada bulan Maret 2016 ini. Besaran kenaikan tarif tol sekitar 10 persen, dan berlaku untuk semua golongan kendaraan. Sebagai ilustrasi, kendaraan golongan I yang sebelumnya Rp 4.000 menjadi sekitar Rp 4.400-Rp 4.500. Menurut Direktur Operasi PT TLKJ, Djoko Dwijono, penyesuaian tarif ini dilakukan setiap dua tahun, mengikuti tingkat inflasi yang terjadi.
"Sesuai Undang-undang, memang setiap dua tahun tarif tol harus naik," jelas Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (4/3). Saat ini, tambah Djoko, masih dilakukan sosialisasi kenaikan tarif menyusul belum ditandatanganinya Keputusan Menteri (Kepmen) Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR). Tol Cijago Seksi I merupakan bagian dari Tol Cijago dan mulai beroperasi pada 3 Februari 2012. Tol Cijago sendiri dirancang sepanjang 14,64 kilometer yang membentang dan menghubungkan Jalan Raya Bogor di Cimanggis, hingga Krukut di Cinere. Investasi yang dibenamkan PT TLKJ untuk membangun tol ini senilai Rp 3,11 triliun. Pembangunannya dibagi ke dalam tiga seksi. Seksi I SS Cimanggis sepanjang 3,70 kilometer, Seksi II Jl Raya Bogor-Kukusan Beji sepanjang 5,50 kilometer, dan Seksi III Kukusan-Cinere 5,54 kilometer. Seksi II Untuk Seksi II yang membentang dari Jalan Raya Bogor hingga kawasan Kukusan, Beji, Depok, konstruksinya sudah mencapai 65%. PT Hutama Karya (persero) Tbk selaku kontraktor utama, mengerjakan konstruksinya secara serempak, terutama jembatan-jembatan sepanjang ruas tersebut. "Hingga saat ini, sudah mencapai 65%," kata Djoko. Djoko optimistis ruas Seksi II bisa beroperasi pada pertengahan tahun 2016, sehingga Seksi II bisa tersambung dengan Seksi I (Cimanggis-Raya Bogor) yang sudah beroperasi sejak awal 2012.
Dengan beroperasinya Seksi II ini, diharapkan kemacetan lalu lintas di Jalan Raya Bogor dan Jalan Raya Juanda dapat terurai. Namun demikian, percepatan pelaksanaan konstruksi harus didahului dengan pembebasan lahan di Seksi II yang kini sudah mencapai 95 persen dari 53 hektar yang dibutuhkan. "Memang masih ada lima persen lagi yang belum dibebaskan. Jika tidak segera dibebaskan, tentunya bisa menghambat yang sudah direncanakan," kata Djoko. (Hilda B. Alexander) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia