KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memiliki kewajiban untuk segera menyapih (spin off) unit usaha syariahnya. Pasalnya, aset BTN Syariah pada akhir 2023 sudah mencapai Rp 54,3 triliun, meningkat 19,8% dari tahun sebelumnya. Sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), UUS perbankan wajib spin off menjadi badan usaha syariah (BUS) bila asetnya sudah lebih dari Rp 50 triliun atas suddar mencapai 50% dari aset induknya. Penyampihan harus dilakukan paling lama dua tahun terhitung setelah angka aset tersebut dicapai. Aset BTN Syariah sudah menembus Rp 50 triliun sejak September 2023. “Mendirikan BUS tidak mudah dan butuh waktu relatif lama. Maka itu, cara paling realistis adalah mengakuisisi BUS yang sudah ada. Saat ini kami sedang melakukan proses uji tuntas (due diligence) terhadap salah satu bank syariah,” kata Direktur Utama BTN Nixon L.P Napitupulu dalam paparan kinerja BTN, Senin (12/2). Nixon menjelaskan dalam melakukan due diligence terhadap bank syariah ini ada empat aspek yang dikalkukasi secara hati hati. Antara lain, aspek finansial dan portofolio, aspek legalitas dan semua perjanjian, audit teknologi dan kesiapan sumber daya manusia (SDM). BTN menargetkan proses uni tuntas itu rampung pada April 2024 untuk selanjutnya diambil keputusan terkait akuisisi.
Siap Spin Off, Laba BTN Syariah Melonjak 110,5% dan Aset Tembus Rp 54 Triliun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) memiliki kewajiban untuk segera menyapih (spin off) unit usaha syariahnya. Pasalnya, aset BTN Syariah pada akhir 2023 sudah mencapai Rp 54,3 triliun, meningkat 19,8% dari tahun sebelumnya. Sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), UUS perbankan wajib spin off menjadi badan usaha syariah (BUS) bila asetnya sudah lebih dari Rp 50 triliun atas suddar mencapai 50% dari aset induknya. Penyampihan harus dilakukan paling lama dua tahun terhitung setelah angka aset tersebut dicapai. Aset BTN Syariah sudah menembus Rp 50 triliun sejak September 2023. “Mendirikan BUS tidak mudah dan butuh waktu relatif lama. Maka itu, cara paling realistis adalah mengakuisisi BUS yang sudah ada. Saat ini kami sedang melakukan proses uji tuntas (due diligence) terhadap salah satu bank syariah,” kata Direktur Utama BTN Nixon L.P Napitupulu dalam paparan kinerja BTN, Senin (12/2). Nixon menjelaskan dalam melakukan due diligence terhadap bank syariah ini ada empat aspek yang dikalkukasi secara hati hati. Antara lain, aspek finansial dan portofolio, aspek legalitas dan semua perjanjian, audit teknologi dan kesiapan sumber daya manusia (SDM). BTN menargetkan proses uni tuntas itu rampung pada April 2024 untuk selanjutnya diambil keputusan terkait akuisisi.